Nationalgeographic.co.id—Menjadi orang tua, apakah seseorang bisa memiliki anak kesayangan? Sebuah penelitian mengungkap jawabannya.
Orang tua cenderung lebih menyukai anak perempuan dan anak yang lebih menyenangkan, menurut penelitian baru. Namun temuan tersebut mungkin hanya berlaku untuk orang-orang dari demografi tertentu.
Beberapa orang tua bersikeras bahwa mereka tidak akan pernah bisa memilih anak favorit. Tapi sebuah penelitian baru mempertanyakan hal itu. Penelitian tersebut bertajuk Parents Favor Daughters: A Meta-Analysis of Gender and Other Predictors of Parental Differential Treatment.
Analisis baru dilakukan terhadap 30 penelitian yang secara kolektif melibatkan hampir 20.000 orang. Analisis itu mengungkapkan bahwa orang tua cenderung lebih menyukai anak perempuan daripada anak laki-laki mereka. Penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa orang tua lebih menyukai anak-anak yang dianggap lebih menyenangkan dan teliti.
Penelitian yang termasuk dalam analisis tersebut hanya dilakukan di Amerika Utara dan Eropa Barat. Selain itu, penelitian juga sebagian besar melibatkan orang kulit putih. “Hal ini berarti bahwa hasilnya mungkin tidak berlaku untuk orang-orang dari demografi lain,” tulis Emily Cooke di laman Livescience.
Dalam konteks ini, menyukai anak tidak selalu berarti bahwa orang tua memiliki “favorit”. Tapi sebaliknya, mereka memilih untuk memperlakukan anak-anak tertentu dengan cara yang lebih baik daripada saudara kandung mereka.
“Ini bukan tentang orang tua yang mencintai satu anak dan membenci yang lain,” kata rekan penulis studi Alexander Jensen. Jensen adalah seorang profesor madya di School of Family Life di Universitas Brigham Young di Utah.
“Ini tentang bersikap lebih sayang kepada salah satu dari mereka. Memiliki lebih banyak konflik dengan salah satu dari mereka. Atau menghabiskan lebih banyak waktu dengan salah satu dari mereka,” tambah Jensen.
Penting untuk memahami interaksi orang tua-anak yang berbeda ini. Pasalnya, anak-anak yang menerima perlakuan yang lebih baik dari orang tua mereka cenderung memiliki kesehatan mental yang lebih baik. Selain itu, mereka juga memiliki peningkatan keberhasilan akademis, dan hubungan keluarga yang lebih sehat. Hal yang sebaliknya berlaku untuk anak-anak yang menerima perlakuan yang kurang baik.
“Penelitian lain menunjukkan bahwa jika anak-anak memahami mengapa mereka diperlakukan berbeda, maka perbedaan tersebut tidak menjadi masalah,” kata Jensen. Dengan kata lain, jika seorang anak melihat bahwa perlakuan mereka dapat dibenarkan, mereka mungkin cenderung menerimanya. Misalnya, anak yang lebih tua mungkin merasa tersisih jika ibunya menghabiskan lebih banyak waktu untuk membantu adiknya mengerjakan pekerjaan rumah. Namun mereka menyadari bahwa adiknya membutuhkan bantuan ekstra untuk mengerjakannya.
“Saya berharap orang tua akan menggunakan penelitian kami sebagai katalisator untuk mempertimbangkan bagaimana mereka dapat memperlakukan anak-anak secara berbeda. Kemudian berupaya memastikan bahwa perbedaan tersebut adil dan dipahami oleh anak-anak mereka,” kata Jensen.
Baca Juga: Bermain Video Gim tidak Membahayakan Kemampuan Kognitif Anak-Anak
Dalam analisis baru tersebut, Jensen dan rekan-rekannya mengamati data dari 30 makalah ilmiah dan 14 basis data. Data-data tersebut mencatat informasi tentang dinamika keluarga dari 19.469 orang. Sekitar 67% dari individu tersebut berasal dari Amerika Serikat. Sedangkan sisanya berasal dari Eropa Barat dan Kanada
Para peneliti menyelidiki bagaimana karakteristik khusus seorang anak berkorelasi dengan cara orang tua mereka memperlakukan mereka. Data ini telah dikumpulkan dengan berbagai cara, termasuk melalui wawancara, survei, dan observasi di rumah.
Karakteristik anak-anak tersebut mencakup faktor-faktor seperti waktu kelahiran mereka dibandingkan dengan saudara kandung mereka. Juga data jenis kelamin dan temperamen serta sifat kepribadian. Misalnya sifat ekstrovert, mudah bergaul, teliti, dan neurotisisme — kecenderungan untuk mengalami emosi negatif.
Perlakuan istimewa orang tua diukur dari cara orang tua berinteraksi dengan anak-anak mereka. Juga dari berapa banyak uang yang mereka belanjakan untuk mereka. Atau dari seberapa besar kendali yang mereka miliki atas anak-anak, dalam hal memiliki aturan yang ketat atau lunak.
Penelitian tersebut hanya melihat korelasi antara karakteristik anak dan perlakuan orang tua yang berbeda. Temuan tersebut tidak menjelaskan mengapa orang tua tampaknya lebih menyukai anak perempuan dan anak-anak yang lebih mudah bergaul.
Meskipun demikian, anak-anak yang mudah bergaul cenderung lebih bersedia melakukan apa yang diminta. Peneliti berspekulasi, orang tua mungkin merasa lebih mudah untuk mengatur mereka dan dengan demikian menanggapi mereka dengan lebih positif.
Di masa mendatang, diperlukan penelitian lebih lanjut dengan rentang budaya yang lebih beragam, serta di berbagai tahap kehidupan. Misalnya, dengan melihat perlakuan orangtua terhadap anak-anak mereka di masa dewasa juga.
Source | : | Livescience |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR