Nationalgeographic.grid.id—Sebuah surat kabar Soerabaijasch Handelsblad bertitimangsa 10 Januari 1908, mengiklankan kabar bahagia tentang dua orang Eropa yang telah resmi menikah: Johann C. Ztauk dan Augustine Smith.
Pernikahan yang diselenggarakan sehari sebelum iklan pernikahan itu terbit, Soerabaia 9 Januari 1908 menjadi hari yang berbahagia bagi dua insan yang saling mencinta. Terlebih, Johann C. Ztauk, berhasil meminang wanita yang digilainya selama ini.
Ztauk sebelumnya merupakan pekerja "di perusahaan kereta api negara (Staatsspoorwegen) Hindia Belanda," tulis Vilan van de Loo kepada Historiek dalam artikel berjudul Was Ztauk werkelijk krankzinnig?, terbitan 4 Oktober 2024.
Ztauk tergila-gila pada Augustine yang meski hidup dalam kemiskinan dan seorang gadis yatim piatu, namun gadis itu memancarkan keanggunan dan keayuannya. Kautz—nama bujang Ztauk—sangat menggilainya.
Namun, aral tak dapat dihindar. Ayah Kautz tak pernah merestui pernikahan mereka, sampai pada waktunya, Kautz tetap menikah dengan Augustine Smith. Dari sanalah, Kautz memakain nama samarannya: Johann C. Ztauk.
Berita pernikahannya ditulis singkat dan sarat makna: "voor betoonde be'angstelling bij ons huwelijk ondervonden betuigen wij ook namens onze ouder onen bartelijken dank" (artinya: Kami mengucapkan terima kasih yang tulus atas nama orang tua kami atas perhatian yang ditunjukkan selama pernikahan kami).
Pernikahan mereka sejak awal tidak mudah, tapi setelah menikah pun aral yang diterjangnya semakin sukar. Kehidupan antara Ztauk dan Augustine tidaklah mudah. Rumah tangganya alami pasang surut.
Setelah mengarungi umur pernikahan tahun demi tahun, Ztauk mengetahui sifat asli Augustine. Ia menyebut bahwa istrinya sering pergi keluar rumah dan lama kelamaan Ztauk tidak tahan.
Sering kali terjadi pertengkaran, sampai-sampai ibu Ztauk sering menjadi pelampiasannya. Kekisruhan ini terjadi selama beberapa waktu, namun, dari hari ke hari, maslah ini menjadi semakin berat bagi Ztauk.
Akhirnya, Ztauk mengajukan gugatan cerai!
Baca Juga: Bagaimana Pandangan Orang-orang Tentang Fenomena Pergundikan?
Sebelum resmi bercerai, mereka telah pisah rumah. Augustine membawa serta anak-anaknya. Istri Ztauk itu mendapat pekerjaan di kantor firma X. & Co., di Pasar Toeri yang semakin membuat suaminya cemburu.
Vilan van de Loo menyebut Pasar Toeri di Soerabaia sebagai tempat di mana seseorang akan menemukan "banyak kenyamanan dengan seks yang lebih kuat."
Augustine tinggal bersama dua anaknya di Kampong Djagalan, Peneleh, Soerabaia. Meski telah pisah rumah, Ztauk masih diizinkan untuk bertemu anak-anaknya. Dari sanalah, sewaktu menilik kedua anaknya, Ztauk mengetahui istrinya telah dekat dengan seorang lelaki.
Dari waktu ke waktu, Ztauk mengintai Augustine yang sering kali menerima tamu lelakinya itu. Dan yang mengejutkannya, Ztauk tak asing dengan tamu lelakinya itu. Lelaki yang dekat dengan Augustine adalah temannya sendiri!
Entah apa yang merasuki Ztauk, ia telah menyiapkan sebuah pistol di sakunya. Suatu malam yang sepi di Kampong Djagalan itu, untuk ke sekian kalinya Augustine menerima tamu lelakinya.
Ztauk terus mengintai. Mengamati Augustine yang semakin larut menjamu tamu lakinya itu. Ztauk lantas menyelinap masuk ke dalam rumah Augustine sampai benar-benar memergoki istrinya tengah berada dengan temannya di kamar.
Saat Ztauk memergokinya, tamu laki itu melompat melarikan diri dengan kostum seadanya dengan penampilan senonoh. Kini, Augustine benar-benar menunggu ledakan amarah calon mantan suaminya itu.
Namun, dalam sebentar, Augustine berhasil meloloskan dirinya. Entah apa yang terjadi, Ztauk menarik pelatuk pistolnya. Beruntung beberapa tembakan tak mengenai calon mantan istrinya itu.
Ztauk kembali menarik pelatuk pistolnya, kali ini ia akan menembak dirinya sendiri. Namun, tak ada yang tahu kejadiannya. Ztauk sadar kembali setelah berusaha bunuh diri. Kini, pihak kepolisian siap menangkapnya.
Dalam laporan surat kabar Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indië tertanggal 28 Januari 1913, secara mengejutkan merilis berita tentang aksi penembakan dan percobaan pembunuhan Ztauk di malam kelabu itu.
Laporannya menyebutkan bahwa Ztauk dalam beberapa hari dikabarkan seperti orang aneh dan kewarasannya masih dipertanyakan. Ia berperilaku seolah-olah tengah mengidap gangguan mental.
Pada hari Kamis, 30 Januari 1913, sidang perkara terhadap pria Hindia dari Soerabaia bernama Johann Conrad Ztauk akhirnya digelar. Tuduhannya: percobaan pembunuhan.
Alhasil, Ztauk dijatuhi hukuman dua tahun penjara. Hukumannya ringan akibat dugaan bahwa pria tersebut mengalami gangguan mental. Sampai dalam kurungan pun, Ztauk terlihat seperti orang gila. Sampai ia harus dibawa ke rumah sakit jiwa.
Bataviaasch nieuwsblad-lah yang melaporkan penyelesaian masalah tersebut pada bulan Juni 1913. Setelah tinggal selama tiga bulan di rumah sakit jiwa Lawang, Ztauk dinyatakan sembuh total.
Ketika kembali ke dalam sel itulah, Ztauk mendapati Augustine melayangkan berita perceraiannya. Dari sana, publik mengetahui bahwa Ztauk tidak benar-benar gila setelah ia menjawab dengan baik jika dia 'merelakan pernikahannya' dan resmi bercerai.
Source | : | Historiek |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR