"Sungguh tidak terduga menemukan bahwa wanita dapat memiliki banyak kelahiran hidup meskipun dengan nilai rendah dari beberapa sifat pengangkutan oksigen, asalkan mereka memiliki nilai yang menguntungkan dari sifat pengangkutan oksigen lainnya," papar Beall.
Lebih lanjut, wanita dengan tingkat keberhasilan reproduksi tertinggi juga memiliki karakteristik fisik tertentu. Mereka memiliki tingkat aliran darah yang tinggi ke paru-paru, dan jantung mereka memiliki ventrikel kiri yang lebih lebar dari rata-rata.
Ventrikel kiri ini berperan penting dalam memompa darah beroksigen ke seluruh tubuh. Kombinasi sifat-sifat ini meningkatkan laju pengangkutan dan pengiriman oksigen, memungkinkan tubuh manusia memanfaatkan oksigen rendah di udara yang dihirup dengan lebih efisien.
Selain faktor fisik, faktor budaya juga memainkan peran penting dalam keberhasilan reproduksi wanita di dataran tinggi. Wanita yang mulai bereproduksi pada usia muda dan memiliki pernikahan yang panjang cenderung memiliki paparan lebih lama terhadap kemungkinan kehamilan, yang pada akhirnya meningkatkan jumlah kelahiran hidup.
Meskipun demikian, faktor fisik tetap menjadi penentu utama. Wanita Nepal dengan fisiologi yang paling mirip dengan wanita di lingkungan dataran rendah yang tidak stres cenderung memiliki tingkat keberhasilan reproduksi tertinggi. Hal ini menunjukkan bahwa seleksi alam masih terus berlangsung dan berperan dalam membentuk adaptasi manusia terhadap lingkungan ekstrem.
"Ini adalah kasus seleksi alam yang sedang berlangsung. Memahami bagaimana populasi seperti ini beradaptasi memberi kita pemahaman yang lebih baik tentang proses evolusi manusia," pungkas Beall.
KOMENTAR