Nationalgeographic.co.id—Burung cenderawasih, yang dikenal akan keindahan bulu mereka dengan warna-warna mencolok seperti zamrud, lemon, kobalt, dan rubi, ternyata memiliki rahasia lain.
Penelitian terbaru yang diterbitkan pada 12 Februari di jurnal Royal Society Open Science mengungkapkan bahwa burung-burung ini juga mengirimkan sinyal warna rahasia yang tidak terlihat oleh mata manusia, yaitu biofluoresensi.
Para ilmuwan menemukan bahwa bagian bulu dan tubuh burung cenderawasih bersinar di area tertentu ketika dilihat di bawah cahaya biru dan ultraviolet (UV), tampak hijau terang atau hijau kekuningan. Fenomena biofluoresensi ini, meskipun merupakan sinyal visual, masih relatif kurang dipelajari di banyak kelompok hewan.
Dr. Jennifer Lamb, seorang profesor biologi di St. Cloud State University, yang mempelajari biofluoresensi pada amfibi dan reptil, menyatakan bahwa penelitian ini dirancang dengan baik dan menyoroti keanekaragaman kelompok burung cenderawasih serta kerabat dekat mereka.
Ia menambahkan, "Hal yang sangat menarik tentang biofluoresensi adalah meskipun itu adalah sinyal visual, atau bisa menjadi sinyal visual, itu masih relatif kurang dipelajari di banyak kelompok yang berbeda.
"Jadi kita telah mengabaikan area potensial dari sinyal visual dan komunikasi visual ini, terutama karena itu bukan sesuatu yang mata kita sendiri persepsikan," tambahnya, seperti dilansir laman CNN.
Terbantu bulu ultra-hitam
Meskipun burung cenderawasih terkenal dengan warna-warna dramatisnya, sebuah aspek menarik dari komunikasi visual mereka, yaitu biofluoresensi, sebelumnya belum pernah dijelaskan secara mendalam.
Hal ini memunculkan pertanyaan baru mengenai bagaimana burung-burung tersebut memanfaatkan isyarat visual dalam interaksi mereka.
Dr. Rene Martin, penulis utama studi ini, menyatakan, "Ini hanyalah satu bagian tambahan dari teka-teki. Dan jika bisa ditemukan dalam kelompok yang bisa dibilang sangat dipelajari, hal-hal seperti ini bisa ditemukan di mana saja."
Lebih dari satu dekade lalu, pada tahun 2023, Dr. John Sparks, seorang kurator di departemen iktiologi di American Museum of Natural History (AMNH) di New York City, yang juga merupakan penulis senior studi ini, mengidentifikasi biofluoresensi pada berbagai spesies ikan.
Baca Juga: Mengenal Lebih Dekat Burung-burung Fakfak dan Kearifan Lokalnya
KOMENTAR