Seseorang yang masih memiliki persepsi cahaya tidak dapat melihat bentuk gambar yang jelas, tetapi dapat mengetahui kapan lampu menyala atau mati.
5. Penglihatan terowongan (tunnel vision)
Pada tingkat kebutaan ini, penglihatan mungkin relatif normal (atau tidak), tetapi hanya dalam radius tertentu.
Seseorang dengan penglihatan tunnel tidak dapat melihat objek kecuali dalam kerucut kurang dari 10 derajat.
Apa yang dilihat orang buta dalam mimpinya?
Orang yang terlahir buta juga bermimpi tetapi tidak melihat gambar. Mimpi dapat mencakup suara, informasi sentuhan, bau, rasa, dan perasaan.
Sementara itu, pada seseorang yang awalnya memiliki penglihatan dan kemudian kehilangannya, mimpinya dapat mencakup gambar.
Pada orang yang memiliki gangguan penglihatan (legally blind), mereka dapat melihat dalam mimpi mereka. Penampakan objek dalam mimpi bergantung pada jenis dan riwayat kebutaan.
Umumnya, penglihatan dalam mimpi sebanding dengan jangkauan penglihatan yang dimiliki orang tersebut sepanjang hidup.
Misalnya, seseorang yang buta warna tidak akan tiba-tiba melihat warna baru saat bermimpi.
Semuanya berdasarkan pengalaman yang dikumpulkan dari waktu ke waktu. Seseorang yang buta tetapi melihat kilatan cahaya dan warna dari Sindrom Charles Bonnet (BBS) dapat memasukkan pengalaman ini ke dalam mimpi.
Anehnya, gerakan mata cepat yang menjadi ciri tidur REM terjadi pada beberapa orang buta, bahkan jika mereka tidak melihat gambar dalam mimpi.
REM disebut juga fase tidur bermimpi. Pada fase ini, pernapasan akan menjadi lebih cepat, tidak teratur dan dangkal. Selain itu, mata juga akan bergerak ke segala arah dengan cepat, aktivitas otak dan detak jantung meningkat, serta tekanan darah naik.
Kasus-kasus di mana gerakan mata cepat tidak terjadi lebih mungkin terjadi ketika seseorang telah buta sejak lahir atau kehilangan penglihatan di usia yang sangat muda.
Selain itu, ada juga kemungkinan beberapa orang yang buta total melihat cahaya secara non-visual meskipun itu bukan jenis penglihatan yang menghasilkan gambar.
Perdebatan Sengit Peneliti tentang Benarkah Orang-Orang di Zona Biru Hidup Lebih Lama
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR