Dalam kondisi ideal, uap bensin yang berada di dalam silinder mesin akan terbakar melalui proses perambatan gelombang api yang dimulai oleh percikan busi. Proses pembakaran yang terkontrol ini memungkinkan transfer daya yang halus dan efisien ke poros engkol mesin, dan selanjutnya, ke roda-roda mobil.
Akan tetapi, dalam kondisi tekanan atau suhu yang lebih tinggi, beberapa kantong uap bensin dapat mengalami ledakan prematur atau menyala dengan sendirinya sebelum waktunya. Fenomena ini menghasilkan suara "ketukan" yang khas, yang seringkali disertai dengan gelombang kejut yang berpotensi merusak komponen mesin.
Bensin dengan nilai oktan yang lebih tinggi memiliki karakteristik unik yaitu tidak mudah menyala sendiri. Dalam kondisi operasional yang keras, bahan bakar ini terbakar lebih seragam dan terkontrol dibandingkan dengan bahan bakar oktan rendah. Sifat ini membantu mencegah terjadinya detonasi dan "ketukan" yang tidak diinginkan.
Dampak penggunaan oktan lebih rendah
Mesin-mesin modern saat ini, yang dilengkapi dengan sensor canggih dan sistem kontrol elektronik yang presisi, telah sangat mahir dalam mendeteksi dan mencegah detonasi yang mungkin terjadi akibat penggunaan bensin oktan rendah.
Inilah alasan mengapa pengemudi mobil modern jarang mendengar suara "ketukan" mesin yang umum dijumpai pada mobil-mobil generasi sebelumnya.
Meskipun demikian, penggunaan bahan bakar oktan tinggi tetap menjadi pilihan yang ditentukan oleh para perancang dan insinyur otomotif ketika tujuan utamanya adalah untuk mencapai akselerasi yang lebih responsif dan keluaran daya yang lebih besar.
Pilihan ini seringkali diambil meskipun harus menerima konsekuensi berupa desain mesin yang sedikit lebih besar dan berat, serta biaya operasional kendaraan yang mungkin lebih tinggi.
Namun, beberapa pihak, seperti dilansir Engine Builder, menilai munculnya ketukan saat menggunakan bahan bakar dengan oktan rendah bukan sekadar bunyi yang mengganggu.
Suara ini merupakan indikasi pembakaran yang tidak sempurna dan tidak terkontrol di dalam ruang bakar mesin, "Yang dapat menyebabkan penurunan kinerja mesin dan potensi kerusakan pada mesin tertentu."
Dalam jangka panjang, ketukan yang terus-menerus dapat mengakibatkan kerusakan serius pada komponen-komponen mesin yang vital. Bagian-bagian seperti piston, kepala silinder, dan batang piston dapat mengalami tekanan dan suhu yang berlebihan akibat pembakaran yang tidak terkendali ini, yang pada akhirnya dapat memicu keretakan, keausan prematur, bahkan kerusakan yang memerlukan perbaikan mahal.
Terkait komputer pada mobil-mobil keluaran terbaru, penyesuaian yang dilakukan mesin secara efektif "mengorbankan" potensi performa maksimal mesin. Kendaraan mungkin akan terasa kurang bertenaga, kurang responsif, dan konsumsi bahan bakar pun bisa menjadi kurang efisien.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa penggunaan bahan bakar dengan tingkat oktan yang sesuai dengan rekomendasi dari produsen kendaraan adalah hal yang sangat penting untuk menjaga kinerja mesin yang optimal dan umur pakai mesin yang panjang.
KOMENTAR