Nationalgeographic.grid.id—Baru-baru ini, tepatnya pada hari Selasa, 4 Maret, Singapura mengumumkan langkah maju yang signifikan dalam upayanya mencapai keberlanjutan lingkungan.
Menteri Senior Negara untuk Keberlanjutan dan Lingkungan, Amy Khor, menyampaikan pengumuman penting ini yang menandai komitmen negara kota tersebut terhadap masa depan yang lebih hijau.
Dalam pidatonya di hadapan parlemen, yang membahas anggaran Kementerian Keberlanjutan dan Lingkungan, Menteri Khor mengungkapkan bahwa pemerintah Singapura akan meluncurkan uji coba inovatif pada tahun 2026.
Uji coba ini akan memfokuskan pada pengujian kelayakan teknologi penangkapan karbon yang akan diterapkan di pabrik pengolahan limbah menjadi energi.
Inisiatif penangkapan karbon ini merupakan strategi penting dalam upaya mengurangi emisi gas rumah kaca.
Proses ini melibatkan pemisahan karbon dioksida yang dihasilkan selama proses industri—dalam hal ini, dari pabrik pengolahan limbah menjadi energi—sebelum gas tersebut dilepaskan ke atmosfer.
Karbon dioksida yang berhasil ditangkap kemudian akan disimpan di lokasi yang aman, mencegahnya berkontribusi terhadap perubahan iklim.
Pemerintah Singapura melihat teknologi ini sebagai salah satu dari beragam strategi yang sedang dieksplorasi secara serius untuk membantu mencapai target ambisius nasional, yaitu emisi nol bersih pada tahun 2050.
Dengan mengintegrasikan teknologi penangkapan karbon ke dalam infrastruktur pengolahan limbahnya, Singapura berharap dapat secara signifikan mengurangi jejak karbon dari sektor industri.
Selain fokus pada teknologi penangkapan karbon, pemerintah Singapura juga mengumumkan investasi besar-besaran untuk meningkatkan efisiensi energi.
Menteri Khor menjelaskan bahwa pemerintah akan menginvestasikan dana sebesar 300 juta dolar Singapura (setara Rp3,676 triliun) selama periode lima tahun mendatang.
Baca Juga: Jadi 'Panutan' Danantara, Ini Sejarah Temasek Hingga Menjelma Jadi Investor Global
Dana ini akan secara khusus dialokasikan untuk meningkatkan efisiensi energi di seluruh bangunan sektor publik.
Inisiatif ini adalah bagian dari upaya yang lebih luas untuk menjadikan sektor publik sebagai pelopor dalam keberlanjutan, dengan target sektor publik mencapai emisi nol bersih pada tahun 2045, yang bahkan lebih awal dari target nasional.
Lebih lanjut, Menteri Khor merinci jenis proyek yang memenuhi syarat untuk mendapatkan dukungan investasi ini. Proyek-proyek tersebut dapat mencakup berbagai perbaikan sistem yang menggunakan energi di bangunan-bangunan pemerintah.
Contohnya termasuk pemasangan sistem pintar untuk optimalisasi energi di berbagai fasilitas sektor publik seperti kantor-kantor pemerintah, rumah sakit, dan bahkan stasiun MRT.
Tujuan dari proyek-proyek ini tidak hanya untuk mengurangi konsumsi energi dan emisi, tetapi juga untuk mencapai pengembalian investasi melalui penghematan biaya siklus hidup dalam jangka panjang.
"Proyek-proyek ini akan berkontribusi pada target iklim kita, menghasilkan pengembalian melalui penghematan biaya siklus hidup, dan menghasilkan kelebihan penghematan bagi pemerintah dalam jangka panjang," kata Khor seperti dilansir laman Business Times.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari, program KG Media yang merupakan suatu rencana aksi global, bertujuan untuk menghapus kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan.
KOMENTAR