Nationalgeographic.co.id—Kita mungkin merasa tidak adil saat diminta mengubah kebiasaan sehari-hari demi mengatasi krisis lingkungan global. Ilmu pengetahuan telah memastikan keberadaan krisis ini.
Ironisnya, emisi bahan bakar fosil terus meningkat. Beberapa selebritas bahkan menggunakan jet pribadi untuk perjalanan singkat yang sebenarnya bisa ditempuh dengan mobil. Hal ini tentu membuat kita merasa lelah dan jengkel.
Tidak perlu khawatir, Anda tidak perlu mengorbankan hal-hal yang Anda nikmati, seperti mandi air hangat atau sesekali menggunakan botol air plastik.
Namun, jika Anda merasa cemas dengan kondisi planet ini, ada solusi sederhana. Cobalah merawat lingkungan di sekitar Anda. Tindakan individu mungkin tidak bisa menghentikan kenaikan permukaan air laut secara global.
Akan tetapi, Anda bisa membuat perbedaan kecil yang bermakna. Contohnya, Anda bisa menciptakan tempat perlindungan bagi kupu-kupu monarch yang terancam punah di halaman rumah Anda dengan menanam tanaman milkweed. Tindakan kecil ini sangat berarti, bukan?
Penelitian menunjukkan bahwa tindakan individu, jika dilakukan bersama-sama, akan menghasilkan dampak besar. Informasi dan pilihan berkelanjutan akan menyebar dari satu orang ke orang lain, dari tetangga ke tetangga.
Banyak saran yang mudah untuk diikuti. Anda akan diajak untuk merasakan alam, menyentuh rumput dan tanah. Musim semi akan segera tiba. Ini adalah waktu yang tepat untuk keluar rumah dan menikmati kesegaran alam.
1. Matikan lampu untuk selamatkan malam
Polusi cahaya mengubah malam menjadi siang di 80% wilayah dunia. Cukup matikan lampu Anda untuk membantu burung, lebah, kunang-kunang, dan satwa malam lainnya.
Polusi cahaya ini mengganggu isyarat alami satwa liar untuk bermigrasi, berburu, dan kawin. Studi tahun 2020 menemukan bahwa polusi cahaya, ditambah hilangnya habitat dan pestisida, mengancam kepunahan 2.000 spesies kunang-kunang.
Kurangi polusi cahaya dengan mematikan lampu, memasang sensor gerak, peredup cahaya, dan pelindung lampu yang mengarahkan cahaya ke bawah.
Baca Juga: Sustainability: Metode Baru Ini Diklaim Bisa Tekan Emisi Karbon dari Padi
KOMENTAR