Periode 1850-1900 sendiri digunakan sebagai garis dasar untuk mengestimasi kondisi iklim sebelum peningkatan signifikan gas rumah kaca akibat pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak, dan gas.
November yang ekstrem dan tren pemanasan global yang meluas
Menurut data yang baru-baru ini dirilis oleh Copernicus, bulan November menjadi bulan ke-16 dari 17 bulan terakhir di mana suhu permukaan rata-rata global telah melampaui target 1,5°C di atas suhu pra-industri.
Secara terpisah, NOAA menemukan bahwa pada tahun 2024, enam benua telah mencatatkan suhu terpanas sepanjang sejarah untuk tahun tersebut, dengan Asia berada di posisi kedua sebagai benua terpanas.
Selama bulan November saja, rekor mencengangkan yaitu 10,6% dari permukaan bumi mengalami suhu rata-rata bulanan tertinggi yang pernah tercatat, melampaui rekor sebelumnya yang ditetapkan pada tahun 2023.
Lebih lanjut, rasio antara rekor suhu hangat dan rekor suhu dingin yang tercipta secara global selama bulan November adalah sekitar 50 banding 1.
Angka ini serupa dengan November 2023 dan mencerminkan tren yang semakin umum dalam beberapa tahun terakhir, namun sangat jarang terjadi sebelum sekitar tahun 2010.
Misteri di balik lonjakan pemanasan tahun 2023 dan 2024
Pada konferensi American Geophysical Union di Washington baru-baru ini, para peneliti iklim terkemuka dunia berkumpul untuk membahas cara memahami dan menjelaskan lonjakan pemanasan yang tajam dan belum sepenuhnya dimengerti yang terjadi selama tahun 2023 dan 2024.
Mereka secara mendalam menganalisis berbagai studi yang meneliti faktor-faktor potensial seperti perubahan kekeruhan awan tingkat rendah, dampak dari tindakan pengurangan polusi yang mengubah kandungan sulfur dalam bahan bakar pelayaran laut, serta pengaruh dari peristiwa El Niño yang kuat.
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mencoba mengurai dan menjelaskan tren suhu yang tidak biasa ini.
Baca Juga: Dampak Perubahan Iklim, Tumbuhan Kini Tak Lagi Berselera pada Karbon
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari, program KG Media yang merupakan suatu rencana aksi global, bertujuan untuk menghapus kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan.
KOMENTAR