Proses Pemulihan Tubuh Setelah Berhenti Mengonsumsi Alkohol
Sebagian besar penelitian tentang dampak berhenti minum alkohol berfokus pada peminum berat. Namun, "bahkan peminum ringan pun bisa merasakan perubahan positif pada kesehatan mereka setelah berhenti minum alkohol selama sebulan," kata Carrie Mintz, psikiater di Washington University di St. Louis.
"Perubahan ini bisa terlihat dalam waktu sesingkat satu bulan." Setelah berhenti minum alkohol, tubuh mulai menunjukkan perubahan positif dalam beberapa minggu. Salah satunya adalah pemulihan hati.
Hati dapat mulai memperbaiki kerusakan yang terjadi pada sebagian besar dari empat tahap penyakit hati akibat alkohol. Tahapannya dimulai dari penumpukan lemak, kemudian peradangan kronis, pembentukan jaringan parut, hingga sirosis.
Hati memiliki kemampuan untuk pulih pada semua tahap kecuali tahap sirosis yang paling parah.
"Hati memiliki kemampuan regenerasi yang luar biasa," kata Thomes. "Tiga tahap awal kerusakan hati bisa dipulihkan jika berhenti mengonsumsi alkohol."
Bahkan pada penderita sirosis hati, berhenti minum alkohol dapat memperlambat perkembangan penyakit dan memperpanjang harapan hidup, meskipun tidak dapat menyembuhkan sirosis sepenuhnya.
Selain manfaat bagi hati, berhenti minum alkohol juga memberikan manfaat kesehatan lainnya, yang diyakini disebabkan oleh penurunan kadar alkohol dan asetaldehida dalam tubuh.
Sebuah penelitian yang melibatkan 94 peminum sedang hingga berat yang berhenti minum alkohol selama sebulan menunjukkan adanya peningkatan dalam sensitivitas insulin, tekanan darah, dan penurunan berat badan, dibandingkan dengan kelompok yang tidak berhenti minum.
Manfaat lain dari berhenti minum alkohol termasuk kualitas tidur yang lebih baik, peningkatan suasana hati (termasuk penurunan gejala depresi dan kecemasan), kulit yang lebih sehat, dan kesehatan usus yang lebih baik. Alkohol diketahui dapat mengganggu keseimbangan mikroba dalam usus (disbiosis) dan merusak lapisan sel usus, yang dapat menyebabkan kebocoran isi usus ke aliran darah.
"Pada usus, disbiosis bisa diperbaiki, meskipun tidak sepenuhnya, bahkan setelah tiga hingga lima minggu," ungkap Thomes. "Dibutuhkan waktu lebih lama untuk memulihkan mikrobioma usus dan memperbaiki kerusakan yang terjadi."
Baca Juga: Sepertiga Lahan Gundul Indonesia Dibiarkan Menganggur Tak Produktif
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR