Namun, penelitian yang dilakukan oleh Mecke dan timnya pada tahun 2016 menunjukkan bahwa populasi C. fumosus di Jawa sebenarnya merupakan variasi dari C. marmoratus. Selain itu, Riyanto dan timnya pada tahun 2020 juga menyimpulkan bahwa C. klakahensis merupakan sinonim dari C. petani berdasarkan analisis taksonomi integratif.
Secara filogenetik, C. pecelmadiun memiliki hubungan kekerabatan yang dekat dengan C. petani, dengan jarak genetik antara 0,1–1,6%. Penemuan spesies ini menjadi bukti kedua keberadaan kelompok darmandvillei di Jawa setelah C. petani.
Kelompok ini diketahui memiliki keanekaragaman yang tinggi di kawasan Sunda Kecil. Secara keseluruhan, genus Cyrtodactylus di Jawa terbagi menjadi dua kelompok besar, yaitu kelompok darmandvillei dan kelompok marmoratus.
Kedua kelompok ini merupakan kompleks spesies. Kondisi ini semakin memotivasi para peneliti untuk melakukan eksplorasi lebih lanjut dalam mengungkap keragaman tersembunyi (hidden diversity) dari genus Cyrtodactylus di Jawa.
Hasil penelitian mengenai penemuan spesies baru ini telah dipublikasikan dalam jurnal Zootaxa pada edisi 16 Januari 2025. Publikasi ini dapat diakses melalui tautan https://mapress.com/zt/article/view/zootaxa.5570.1.3 dan menjadi referensi penting dalam studi taksonomi serta konservasi keanekaragaman hayati di Indonesia.
"Penemuan ini semakin mendorong eksplorasi lebih lanjut untuk mengungkap keragaman tersembunyi (hidden diversity) dari Cyrtodactylus di Jawa, mengingat masih banyak spesies yang belum teridentifikasi secara menyeluruh," pungkas Awal.
KOMENTAR