Socrates, mungkin filsuf paling terkenal sepanjang masa, menjadi sosok yang kontroversial dalam masyarakat Athena. Metode bertanyanya yang kritis serta diskusi filosofisnya menarik banyak pengikut, tetapi sekaligus menciptakan musuh-musuh kuat yang ingin menghentikannya karena dianggap terlalu sering mempertanyakan nilai-nilai Athena.
Ketegangan ini akhirnya memuncak dalam pengadilannya pada tahun 399 SM, di mana ia didakwa dengan tuduhan penistaan agama dan merusak moral anak muda—pada dasarnya, ia dituduh menentang nilai-nilai tradisional dan mendorong generasi muda untuk mempertanyakan otoritas.
Persidangannya menjadi tontonan publik, mirip dengan bagaimana jutaan orang saat ini menyaksikan selebritas menghadapi pengadilan.
Dengan ratusan warga Athena bertindak sebagai juri dalam sidang yang berlangsung hanya satu hari, peristiwa ini menjadi salah satu momen yang menentukan dalam sejarah Athena.
Selain atlet dan filsuf, para hetairai—atau perempuan penghibur kelas atas—juga bisa mencapai ketenaran dan kekayaan luar biasa, meskipun sering kali dengan alasan yang kontroversial. Contohnya adalah Phryne, yang lahir dengan nama Mnesarete.
Berasal dari keluarga miskin, ia berhasil bangkit menjadi salah satu perempuan terkaya di Yunani. Kecantikannya begitu terkenal di seluruh Yunani Kuno sehingga ia dipercaya menjadi model bagi patung Aphrodite dari Knidos karya Praxiteles.
Skandal yang Mengguncang Masyarakat Yunani Kuno
Seperti halnya skandal modern yang mendominasi berita di televisi dan surat kabar, masyarakat Yunani Kuno juga gemar mendengar kisah tentang tokoh terkenal dan berpengaruh yang jatuh dari kejayaannya. Skandal korupsi dalam Olimpiade ternyata cukup umum terjadi pada masa itu.
Sekitar tahun 388 SM, seorang petinju bernama Eupolus terkenal karena menyuap tiga lawannya agar sengaja kalah dalam pertandingan.
Ini menjadi salah satu kasus pengaturan skor terdokumentasi paling awal dalam sejarah manusia. Ketika para pejabat menemukan rencana kecurangan tersebut, keempat atlet itu dihukum berat. Sebagai pengingat atas aib mereka, didirikan patung-patung khusus yang disebut Zanes, dengan prasasti yang menceritakan rasa malu mereka.
Monumen ini berdiri di luar stadion Olimpiade sebagai peringatan bagi atlet lain, menciptakan apa yang oleh sejarawan disebut sebagai "Hall of Shame"—sebuah pengingat nyata bagi siapa pun yang berusaha menang tanpa menghormati aturan.
Namun, mungkin tidak ada skandal Yunani Kuno yang lebih penuh intrik dibandingkan pengadilan Phryne. Menurut legenda (meskipun diragukan oleh banyak sejarawan), ketika menghadapi eksekusi atas tuduhan penistaan agama, pembelanya, Hypereides, secara dramatis membuka gaun Phryne dan memperlihatkan dadanya kepada para juri.
Terpukau oleh kecantikannya, juri pun memutuskan untuk membebaskannya. Meskipun kemungkinan besar hanyalah mitos, kisah ini menunjukkan bagaimana masyarakat Yunani Kuno mempersepsikan ketenaran, seksualitas, dan skandal dengan cara yang tidak jauh berbeda dari pembaca tabloid masa kini.
Jadi, lain kali Anda terpesona oleh skandal selebritasw, ingatlah bahwa Anda sebenarnya sedang mengikuti tradisi yang sudah ada sejak peradaban Barat lahir!
Tokoh dan teknologi mungkin berubah, tetapi ketertarikan manusia terhadap ketenaran, skandal, dan kehidupan dramatis figur publik tetap tak tergoyahkan sepanjang zaman.
Baca Juga: Awal Mula Gymnasium, Tempat Orang Yunani Kuno Olahraga Tanpa Pakaian
Source | : | Greek Reporter |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR