Baca Juga: Apakah Kita Harus 'Menghidupkan Kembali' Hewan yang Telah Punah?
“Hasilnya sangat cocok dengan apa yang kami amati di dunia nyata,” kata Milinkovitch.
Para peneliti juga melakukan manipulasi terhadap sel-sel tersebut dengan mencelupkannya ke dalam larutan dengan konsentrasi berbeda-beda. Perlakuan ini menyebabkan sel-sel mengembang atau mengerut, sehingga jarak antar-nanokristal berubah dan memunculkan perubahan warna yang dapat diamati—tepat seperti yang telah diprediksi sebelumnya, jelas Milinkovitch.
Meski demikian, perubahan warna yang mencolok hanya terjadi pada bunglon jantan dewasa, terutama saat mereka menghadapi pejantan lain yang dianggap saingan atau saat mencoba menarik perhatian betina. Sementara itu, bunglon betina dan anakan umumnya memiliki warna yang lebih kusam dan hanya memiliki lapisan atas sel iridofor yang sangat tipis.
Temuan ini, menurut Milinkovitch, membuka peluang luar biasa bagi para insinyur dan fisikawan untuk meniru kemampuan bunglon dalam mengubah warna dan mengaplikasikannya pada teknologi masa depan, seperti perangkat canggih yang mampu mengendalikan pantulan cahaya.
Source | : | Live Science |
Penulis | : | Lastboy Tahara Sinaga |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR