Nationalgeographic.co.id—Banyak masyarakat di Jakarta dan kota-kota besar lainnya di Indonesia, terkena "demam" emas. Emas kini tengah menjadi buruan. Orang-orang rela untuk antre panjang bahkan sejak dini hari untuk bisa membeli emas di butik emas.
Situasi global yang tengah riuh dengan berbagai pemicunya membuat banyak masyarakat merasa perlu memiliki "pegangan". Mereka yakin bahwa sebatang emas mampu memberikan rasa aman bahkan bisa jadi ketenangan di masa depan.
Sementara itu, belantara Papua, tepatnya di wilayah Yahukimo, emas memicu pembantaian yang sangat keji. Hingga Minggu (13//4/2025), tim gabungan Satgas Operasi Damai Cartenz 2025, Polres Yahukimo, dan TNI menemukan 13 jenazah.
Para korban pembantaian yang dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) tersebut merupakan pendulang emas ilegal di kawasan Kali Merah, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan.
Apa yang terjadi di Jakarta dan Papua di atas seolah menggambarkan bagaimana uniknya hubungan antara emas dan manusia. Di satu sisi dia mampu memberikan limpahan kejayaan bagi umat manusia. Di sisi sebaliknya, tidak jarang emas justru memicu pertumbahan darah.
Meski demikian, hingga kini, emas dianggap sebagai salah satu material paling berharga di dunia. Artikel ini akan membahas sejarah panjang emas, penemuannya, nilainya, dan simbolismenya dari masa ke masa.
Sejarah emas sangat menarik. Logam ini memiliki nilai yang tinggi bagi kita. Raja, ahli sihir, dan kaisar zaman dahulu telah mengakui keistimewaan emas. Mari kita telaah alasannya.
Kapan Emas Pertama Kali Ditemukan?
Waktu, lokasi, dan bagaimana persisnya emas ditemukan masih menjadi misteri. Kemungkinan besar, emas ditemukan di sungai atau di permukaan tanah dalam bentuk bongkahan alami atau serpihan kecil.
Namun, seperti dilansir Ancient Origins, jejak penggunaan emas oleh manusia diperkirakan jauh lebih tua. Artefak emas tertua ditemukan di nekropolis Varna, Bulgaria, berasal dari milenium ke-5 SM.
Perhiasan emas dan pisau dengan gagang emas ditemukan di makam Raja Djer, penguasa ketiga Dinasti Pertama Mesir di Abydos, sekitar tahun 3000 SM. Selain itu, ada catatan tentang seorang alkemis Mesir bernama Zosimos, yang dipercaya sebagai orang pertama yang menemukan emas murni.
Baca Juga: Upaya Sir Walter Raleigh Menemukan Kota Emas Legendaris El Dorado
Benda-benda emas juga ditemukan di Pemakaman Kerajaan Ur, Mesopotamia Selatan. Ini menunjukkan betapa emas dihargai dan betapa terampilnya bangsa Sumeria dalam mengolah emas sekitar tahun 2600 SM.
Penambangan emas diketahui telah terjadi di Nubia sekitar tahun 2450 SM. Wilayah ini kaya akan emas, yang kemudian menjadi standar alat tukar internasional.
Mesir menjadi sangat kaya berkat cadangan emasnya. Sebuah koin Shekel seberat 11,3 gram yang terbuat dari campuran emas dan perak diperkenalkan sebagai mata uang standar di Timur Tengah.
Nilai emas yang abadi semakin diakui di seluruh dunia.
Kelangkaan emas menyebabkan nilainya terus meningkat. Mari kita lihat lebih lanjut mengapa emas begitu berharga. Saat ini, harga emas hampir setara dengan harga Bitcoin yang mendekati 80 ribu. Keduanya dianggap sangat bernilai karena kelangkaannya.
Mengapa Emas Begitu Berharga?
Hampir semua hal bisa dibuat di laboratorium saat ini, tetapi tidak dengan emas. Sejak sekitar tahun 300 SM, para alkemis di Alexandria kuno berusaha membuat emas dari logam biasa. Upaya ini berlanjut hingga masa Renaissance, namun tidak berhasil.
Emas memiliki beberapa karakteristik yang membuatnya bernilai. Pertama, penampilannya yang menarik dengan warna dan kilauannya. Ini mungkin menjadi daya tarik awal emas.
Selain itu, emas sangat tahan lama, tidak mudah pudar, dan hampir tidak bisa dihancurkan namun tetap lentur. Sifat ini membuatnya berguna hingga kini. Emas juga merupakan salah satu logam terpadat dan penghantar panas serta listrik yang baik, sehingga berharga dalam bidang teknik dan teknologi modern.
Namun, faktor utama yang membuat emas sangat berharga adalah nilai persepsinya. Ini adalah tradisi dan kepercayaan dari masa lalu.
Hampir setiap peradaban yang berinteraksi dengannya memberikan kekuatan gaib dan magis pada emas. Mulai dari Mesir kuno hingga Minoan, Asiria, Etruscan, dan banyak peradaban lainnya, emas banyak digunakan untuk perhiasan dan dekorasi.
Baca Juga: Dari Emas hingga Merak, Singkap Simbol-Simbol Suci dalam Budaya India
Emas di Era Modern
Di zaman modern, emas diterima secara universal sebagai alat tukar untuk barang dan jasa. Pada tahun 1823, Rusia menjadi produsen emas terkemuka di dunia.
Selama tahun-tahun berikutnya, produksi emas dunia melebihi total produksi sejak tahun 1492. Ini sangat dipengaruhi oleh penemuan emas di California dan Australia. Meskipun banyak tempat ditemukannya emas, material ini tetap langka.
Banyak yang tidak tahu bahwa emas murni terlalu lunak untuk penggunaan sehari-hari. Oleh karena itu, emas sering dicampur dengan logam lain agar lebih keras dan cocok untuk perhiasan serta penggunaan lainnya. Perak adalah salah satu logam yang paling sering dicampur dengan emas, bersama dengan tembaga dan seng.
Sifat Magis Emas
Seperti yang telah disebutkan, emas sering dikaitkan dengan sifat magis, spiritual, dan mistis. Karena sifat kimianya yang inert, emas dipercaya dapat mencegah korosi spiritual, kelelahan, dan bahkan negativitas.
Dari sudut pandang mistis, emas melambangkan kemurnian dan aspek spiritual alam semesta. Konon, emas memungkinkan seseorang untuk terhubung dengan sumber utama segala makhluk.
Emas sering digunakan dalam upacara keagamaan dan memiliki peran penting dalam gereja Katolik. Dalam cerita rakyat, emas dipercaya membawa keberuntungan. Mirip dengan tembaga, emas juga dianggap dapat mengusir roh jahat.
Apakah Emas Selalu Populer?
Namun, ada catatan sejarah ketika emas sempat kehilangan popularitasnya. Berdasarkan lebih dari 4.500 artefak yang ditemukan oleh peneliti, sebuah masyarakat kuno antara Laut Hitam dan Laut Kaspia pernah tidak lagi menghargai emas.
Berdasarkan analisis artefak, kurangnya popularitas emas ini berlangsung sekitar 700 tahun. Para peneliti menunjukkan bahwa benda-benda emas menjadi langka di sebagian besar wilayah tersebut antara tahun 1500 dan 800 SM.
Ini adalah catatan sejarah yang menarik. Ini mengingatkan kita bahwa nilai bukanlah sesuatu yang tetap dan universal, tetapi dapat berubah seiring waktu. Dengan kata lain, cara manusia menghargai emas tidak selalu sama. Peradaban global saat ini masih sangat menghargai emas.
Namun, tentu saja ada material lain yang kini memiliki nilai dan kegunaan yang setara atau bahkan lebih tinggi dalam dunia teknologi saat ini. Lalu, bagaimana nilai emas di masa depan?
--
Pengetahuan tak terbatas kini lebih dekat! Dapatkan berita dan artikel pilihan tentang sejarah, sains, alam, dan lingkungan dari National Geographic Indonesia melalui WhatsApp Channel di https://shorturl.at/IbZ5i dan Google News di https://shorturl.at/xtDSd. Jadilah bagian dari komunitas yang selalu haus akan ilmu dan informasi!
KOMENTAR