Melangkah Melampaui Pendanaan Karbon
Sebuah action lab yang baru-baru ini diadakan di Stanford University meneliti bagaimana pemerintah di seluruh dunia mulai mengeksplorasi potensi manfaat pangan biru dan karbon biru di seluruh ekosistem pesisir mereka. Penelitian ini diperkaya oleh riset mendalam yang dipimpin oleh Stanford Center for Ocean Solutions, atas permintaan langsung dari Pemerintah Indonesia.
Temuan dari riset ini menyoroti berbagai peluang signifikan untuk meningkatkan kepemilikan komunitas, pendidikan, pengembangan kapasitas, pengakuan dan inklusi gender, serta transformasi sistem pangan dan mekanisme keuangan di sektor pangan biru dan karbon biru di Indonesia.
Selain itu, meskipun nilai karbon berkualitas tinggi tetap krusial bagi banyak perusahaan, semakin banyak perusahaan lain yang kini berfokus pada investasi mangrove untuk hasil positif yang lebih luas bagi alam, ketahanan pangan, perlindungan garis pantai, dan nilai-nilai non-karbon lainnya.
Banyak dari perusahaan ini berbagi komitmen dan pembelajaran mereka melalui platform seperti 1t.org, Blue Carbon Action Partnership, dan Mangroves Working Group yang terkait.
Pendekatan yang didasarkan pada hak dalam pengembangan proyek karbon biru adalah kunci untuk memastikan keberlanjutan dan keadilan. Pendekatan ini secara proaktif mengintegrasikan penggunaan sumber daya historis, hak-hak masyarakat adat, perspektif lokal, dan kesetaraan gender.
Lebih penting lagi, pendekatan ini mengakui seluruh rangkaian jasa ekosistem yang disediakan oleh lahan basah pesisir sebagai "manfaat inti". Dengan mengadopsi perspektif holistik dan berbasis hak ini, komunitas karbon biru dapat memimpin dan mendorong upaya konservasi yang lebih adil dan berkelanjutan di masa depan.
Pendekatan menyeluruh semacam itu akan memastikan bahwa ekosistem karbon biru dihargai sepenuhnya, bukan hanya karena potensi penyerapan karbonnya, tetapi juga karena kontribusinya yang jauh lebih luas terhadap ketahanan lingkungan global dan kesejahteraan masyarakat yang bergantung padanya.
---
Pengetahuan tak terbatas kini lebih dekat. Simak ragam ulasan jurnalistik seputar sejarah, sains, alam, dan lingkungan dari National Geographic Indonesia melalui pranala WhatsApp Channel https://shorturl.at/IbZ5i dan Google News https://shorturl.at/xtDSd. Ketika arus informasi begitu cepat, jadilah bagian dari komunitas yang haus akan pengetahuan mendalam dan akurat.
KOMENTAR