Nationalgeographic.co.id—Multituberculata, umumnya dikenal sebagai multituberculate, dinamai berdasarkan banyaknya tuberkel pada gigi mereka. Mamalia ini mirip hewan pengerat yang telah punah dengan catatan fosil yang mencakup lebih dari 130 juta tahun. Mamalia ini pertama kali muncul pada pertengahan Zaman Jura, dan mencapai puncak keanekaragaman pada akhir Kapur dan Paleosen.
Sebuah studi terkini yang diterbitkan 10 April 2025 dalam jurnal sains Papers in Palaeontology berjudul “Cambelodon torreensis, a new pinheirodontid multituberculate from the Upper Jurassic of western Portugal” menguraikan penemuan dan identifikasi spesies baru pinheirodontid multituberculate. Identifikasi ini berdasarkan temuan spesimen hemimandibula dari Formasi Freixial Jurassic Atas (Tithonian) di tambang Ulsa, Portugal.
Cambelodon torreensis merupakan bagian dari ordo multituberculata, garis keturunan mamalia yang sangat panjang umur dan sukses, jelas Victor Carvalho, penulis utama penelitian tersebut.
"Penting untuk diketahui bahwa Multituberculata merupakan ordo mamalia yang sangat sukses, bertahan selama sekitar 100 juta tahun dan menyebar di beberapa benua, termasuk Eropa, Asia, Oseania, dan Amerika Utara,” tutur kata Carvalho.
Ia juga menambahkan, “Selama rentang waktu yang panjang ini, mereka mengalami diversifikasi morfologi yang luar biasa, terutama pada gigi mereka, sebuah adaptasi yang terdokumentasi dengan baik dalam catatan fosil."
"Di Eropa, Portugal membanggakan catatan fosil multituberkulat terkaya, terutama dari tambang batu bara Guimarota yang terkenal. Fosil-fosil ini memberikan bukti kuat bahwa multituberkulat berevolusi dengan cepat dan terus-menerus, menunjukkan fleksibilitas adaptifnya dari waktu ke waktu."
Pinheirodontid multituberculate adalah famili mamalia fosil yang tergolong dalam subordo informal "Plagiaulacida" dalam ordo Multituberculata. Multituberculata sendiri adalah ordo mamalia Mesozoikum (zaman dinosaurus) yang beragam, dengan lebih dari 200 spesies yang diketahui, mulai dari ukuran tikus hingga berang-berang.
Namun, sejarah evolusi dan posisi filogenetik multituberkulat dan khususnya pinheirodontida masih diperdebatkan. Meskipun multituberculata memiliki catatan fosil yang luas di superbenua Laurasia, hingga saat ini, pinheirodontidae hanya diketahui dari beberapa gigi yang terisolasi.
Pada tahun 2021, tambang Ulsa, yang terletak di Formasi Freixial di desa São Pedro da Cadeira, ditemukan oleh Graça Ramalheiro. Diduga berasal dari Tithonian Hulu, tambang tersebut ditemukan mengandung banyak fosil makro dan mikro.
Pada tahun 2021, sebuah balok dikeluarkan dari tambang dan dikirim ke laboratorium Sociedade de História Natural (SHN) untuk analisis lebih lanjut. Di dalam balok tersebut terdapat spesimen SHN.830, sebuah hemimandibula kanan dengan bagian-bagian gigi seri dan gigi premolar yang masih terpelihara. Mandibula tersebut adalah milik spesies remaja, yang masih dalam proses mengganti gigi sulungnya (gigi susu) dengan gigi definitif.
Baca Juga: Ada 700 Spesies Dinosaurus Ditemukan dan Diberi Nama, Mengapa Begitu Banyak?
Meskipun balok tersebut berisi beberapa sisa fosil lainnya, sejauh ini tidak ada yang teridentifikasi secara positif sebagai milik C. torreensis, jelas Carvalho.
"Untungnya, kami telah menemukan beberapa tulang postkranial, termasuk vertebra yang bersendi. Sejauh ini, bukti menunjukkan adanya beberapa spesies multituberkulat pada berbagai tahap ontogenetik di dalam lapisan tulang, di samping sisa-sisa dryolestida. Karena itu, identifikasi material ini memerlukan analisis yang cermat dan belum dapat dipastikan milik Cambelodon,” jelas Carvalho.
“Jika salah satu tulang ini dipastikan milik multituberkulat, ini akan menjadi kontribusi yang signifikan bagi pemahaman kita tentang anatomi postkranial multituberkulat basal ini, terutama mengingat bahwa kurang dari setengah lusin elemen postkranial multituberkulat telah ditemukan dari tambang Guimarota," tambahnya.
Tambang batu bara Portugis, Guimarota, berisi catatan fosil multituberkulosis yang paling beragam, dengan lebih dari 10 spesies multituberkulosis yang berbeda. Dari jumlah tersebut, enam spesies memiliki gigi premolar, sehingga memungkinkan perbandingannya dengan spesimen SHN.830.
Ditemukan bahwa meskipun gigi SHN.830 memiliki berbagai kemiripan dengan famili multituberkulat lainnya, termasuk paulchoffatiida, plagiaulacid, allodontida, dan pinheirodontida, tidak satu pun ordo di atas yang cocok secara langsung dengan SHN.830. Sebaliknya, SHN.830 menunjukkan berbagai karakteristik morfologi yang unik.
---
Pengetahuan tak terbatas kini lebih dekat. Simak ragam ulasan jurnalistik seputar sejarah, budaya, sains, alam, dan lingkungan dari National Geographic Indonesia melalui pranala WhatsApp Channel https://shorturl.at/IbZ5i dan Google News https://shorturl.at/xtDSd. Ketika arus informasi begitu cepat, jadilah bagian dari komunitas yang haus akan pengetahuan mendalam dan akurat.
Source | : | Phys.org |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR