"Pasar karbon biru, meskipun masih dalam tahap awal, mulai muncul sebagai sumber pendapatan potensial bagi negara-negara yang berinvestasi dalam konservasi dan restorasi," tambah Satvinder Singh.
"Proyek ABCF akan mendukung Negara-Negara Anggota dalam mengembangkan kebijakan yang strategis, berbasis ilmu pengetahuan, dan siap dari sisi pembiayaan untuk membuka potensi penuh dari ekosistem karbon biru.”
Komentar serupa datang dari Kiya Masahiko, Duta Besar Jepang untuk ASEAN, yang menyatakan, "Jepang merasa terhormat untuk mendukung inisiatif penting ini. Proyek ini mencerminkan komitmen mendalam kami terhadap ketahanan iklim, perlindungan ekosistem, dan kolaborasi regional."
"Bersama-sama, melalui kolaborasi dan kemitraan strategis, kita dapat membangun platform regional untuk mengukur karbon biru dan pembiayaan sektor biru guna mendukung aksi iklim dan pertumbuhan berkelanjutan,” lanjutnya.
Kolaborasi Lintas Sektor untuk Masa Depan Berkelanjutan
Acara peluncuran tersebut berhasil mengumpulkan lebih dari 100 pemangku kepentingan, termasuk perwakilan dari Negara Anggota ASEAN, Timor-Leste, dan Mitra Dialog ASEAN.
Para ahli dari lembaga akademis seperti Universitas Gadjah Mada, organisasi internasional seperti Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA), mitra pembangunan, dan perwakilan media juga turut hadir.
Diskusi panel tingkat tinggi diadakan untuk menyoroti pengalaman global dan regional terkait karbon dan pembiayaan biru, termasuk integrasi karbon biru ke dalam strategi iklim Jepang.
Norimasa Shimomura, Kepala Perwakilan UNDP Indonesia, menekankan pentingnya ekosistem ini, "Lamun dan lahan gambut merupakan salah satu solusi berbasis alam yang paling efektif dan terjangkau untuk mengurangi perubahan iklim."
Ia menambahkan, "Melalui Proyek ABCF, UNDP bangga dapat bekerja sama dengan ASEAN dan Pemerintah Jepang dalam menjembatani ilmu pengetahuan, kebijakan, dan pembiayaan untuk mengembangkan potensi karbon biru bagi pembangunan berkelanjutan. Inisiatif ini akan menghasilkan profil karbon biru yang dapat ditindaklanjuti dan perangkat praktis untuk menarik investasi dan meningkatkan skala dampak.”
Melalui kemitraan erat dengan jaringan pakar nasional dan penasihat regional, Proyek ABCF akan menghasilkan temuan dan rekomendasi kebijakan yang akan menjadi masukan bagi dialog tingkat ASEAN.
Hasil ini diharapkan dapat mendukung ASEAN dan Timor Leste dalam memobilisasi pendanaan iklim yang krusial untuk pemulihan dan perlindungan ekosistem pesisir, memposisikan karbon biru sebagai pendorong utama bagi masa depan yang berkelanjutan dan inklusif di Asia Tenggara.
---
Pengetahuan tak terbatas kini lebih dekat. Simak ragam ulasan jurnalistik seputar sejarah, budaya, sains, alam, dan lingkungan dari National Geographic Indonesia melalui pranala WhatsApp Channel https://shorturl.at/IbZ5i dan Google News https://shorturl.at/xtDSd. Ketika arus informasi begitu cepat, jadilah bagian dari komunitas yang haus akan pengetahuan mendalam dan akurat.
KOMENTAR