Mereka menyimpulkan bahwa untuk melindungi leher yang ringan itu agar tidak terluka, dinosaurus itu memiliki tulang rusuk leher berbentuk batang sepanjang 13 kaki (sekitar 4 meter) di kedua sisinya untuk menjaga kestabilan.
"Studi biomekanik terhadap leher Mamenchisaurus menunjukkan bahwa lehernya terangkat hanya pada sudut yang relatif landai dari posisi horizontal (20 hingga 30°). Namun, bahkan pada sudut yang cukup landai ini, panjang leher yang sangat ekstrem tetap memungkinkan kepala hewan ini mencapai ketinggian sekitar 7,5 hingga 10 meter di atas permukaan tanah," kata salah satu penulis Paul Upchurch, seorang profesor paleobiologi dari University College London.
Alasan di balik leher panjang dan mekanisme pasti tentang cara kerjanya masih menjadi misteri, tetapi beberapa ahli paleontologi percaya bahwa leher panjang dapat berevolusi sehingga makhluk raksasa itu dapat duduk diam di satu tempat dan masih memiliki akses ke banyak pohon berdaun di sekitarnya untuk dimakan. Leher panjang juga dapat memungkinkan sauropoda melepaskan panas ekstra dengan meningkatkan luas permukaannya.
Barett mengatakan, "Itu juga bisa jadi ada hubungannya dengan pertunjukan seksual atau digunakan untuk kontes adu leher antara pejantan yang memperebutkan pasangan dan wilayah, mirip dengan perilaku jerapah masa kini."
"Namun, kami tidak bisa memastikannya. Saat ini, hanya spekulasi belaka tentang mengapa mereka mengembangkan leher sepanjang ini," tambahnya.
---
Pengetahuan tak terbatas kini lebih dekat. Simak ragam ulasan jurnalistik seputar sejarah, budaya, sains, alam, dan lingkungan dari National Geographic Indonesia melalui pranala WhatsApp Channel https://shorturl.at/IbZ5i dan Google News https://shorturl.at/xtDSd. Ketika arus informasi begitu cepat, jadilah bagian dari komunitas yang haus akan pengetahuan mendalam dan akurat.
Source | : | Popular Science |
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR