Penulis: Muhammad Reinaldo Theta
Keriuhan yang tak biasa terjadi di Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang Banten, pada pukul 13.30, Jumat, 1 Juni 2018, bertepatan dengan Hari Lahir Pancasila.
Pasalnya, Fransiska Dimitri Inkiriwang (24) dan Mathilda Dwi Lestari (24), kembali ke Tanah Air, setelah menamatkan perjalanan mereka ke 7 puncak di 7 lempeng benua.
Baca juga: Tradisi Berpuasa Bagi Agama Lain Selain Islam, Seperti Apakah?
Gelar seven summiteers pun mereka raih dengan keberhasilan melambaikan bendera merah putih di puncak Everest, pada 17 Mei silam.
Di pintu kedatangan bandara, dua pendaki dari Tim The Women of Indonesia’s Seven Summits Mahitala UNPAR (WISSEMU) ini langsung disambut oleh Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia, Imam Nahrawi.
Suasana haru menyelimuti terminal 2E saat Menpora, kedua pendaki, Diaz Hendropriyono (Staf Khusus Presiden), Mangadar Situmorang (Rektor Universitas Katolik Parahyangan), Sani Handoko (Direktur PT Multikarya Asia Pasifik Raya), dan Sebastian Karamoy (Manager Umum Tim WISSEMU), menyanyikan lagu Indonesia Raya, diikuti oleh keluarga pendaki, rekan-rekan Mahitala Unpar dan para pecinta alam dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan para pengunjung bandara yang sekadar lewat saat itu.
“Suatu kebanggaan bukan hanya untuk UNPAR tapi untuk seluruh Indonesia. Semoga prestasi ini dapat menular ke semua kalangan. Begitu juga harapan dari Bapak Presiden” tutur Imam Nahrawi. Dalam kesempatan ini, Kemenpora menyerahkan beasiswa senilai 20 juta rupiah kepada masing-masing pendaki WISSEMU.
Fransiska dan Mathilda menjadi perempuan pendaki Seven Summiteers Indonesia pertama bahkan di Asia Tenggara, yang berhasil memasukkan Puncak Carstensz atau Ndugu-ndugu dalam daftar 7 puncak tertinggi di 7 lempeng benua yang mereka daki. Hal ini sesuai dengan acuan yang ditetapkan oleh pendaki Reinhold Messner yang memasukkan Carstensz sebagai gunung tertinggi di Lempeng Benua Australasia.
Baca juga: Astronaut NASA: Toilet Stasiun Luar Angkasa? Menantang dan Menyeramkan
Sebelumnya, seorang perempuan pendaki Singapura, Jane Lee, berhasil mengukuhkan dirinya sebagai seven summiteers pertama Asia Tenggara versi pendaki Dick Bass, yang memasukkan Gunung Kosciuszko di Australia alih-alih Carstensz dalam daftar pendakian seven summitsnya.
Kedua versi ini, baik Bass maupun Messner, diakui dunia sebagai tujuh puncak tertinggi yang harus diraih oleh para pendaki untuk mendapatkan gelar seven summiteers.
Penulis | : | Titania Febrianti |
Editor | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
KOMENTAR