“Hamparan pasir tandus” biasanya tidak dapat memicu kreativitas. Namun ternyata, kondisi tersebut justru membuat bawah laut Teluk Meksiko menjadi tempat terbaik untuk membangun museum bawah air pertama milik Amerika Serikat, yakni Underwater Museum of Art (UMA).
Berlokasi sekitar 3/4 mil dari wilayah Florida dan pantai pasir putih Grayton, UMA djadwalkan akan dibuka untuk umum pada akhir Juni 2018.
Sama seperti museum bawah laut di Cancun dan Museo Atlantico Lanzarote, kegiatan berenang di UMA, lebih cocok dilakukan para penyelam scuba.
Pada hari cerah, pengunjung dapat menikmati pengalaman menyelam sambil melihat tujuh patung di kedalaman 60 kaki.
Baca juga: Menyaksikan Cahaya Pagi Berbentuk Hati di Gua Kameiwa Jepang
UMA – yang membebaskan biaya masuk bagi pengunjung – merupakan kolaborasi antara Cultural Arts Alliance of Walton County (CAA) dan South Walton Artificial Development Council (SWARA). Selain itu, mereka juga mendapat dukungan dari Walton County Tourist Development Council dan National Endownment for the Arts.
Karya seni yang dipamerkan di museum bawah laut ini meliputi: alat pernapasan bawah air (Aqua-lung) ciptaan Jacques Cousteau, nanas berongga, sebuah tengkorak, dan gurita anamorphous. Semuanya dirancang untuk memfasilitasi dan mendorong integrasi kehidupan laut, seperti pertumbuhan karang, ikan, dan tiram.
Ide pembuatan UMA berasal dari Allison Wickey, anggota CAA sekaligus seniman, saat ia melakukan snorkeling di atas salah satu karang buatan milik SWARA yang berbentuk seperti penyu.
“Tiba-tiba seperti ada lampu pijar di atas kepalaku. Setelah menyampaikan ide kepada yang lain, wajah mereka menjadi cerah dan semangat dengan proyek museum ini,” katanya.
Baca juga: Karawapop, Laguna Hati yang Berapit Gugusan Pulau Papua Barat
Patung-patung UMA dibuat dengan 3500 hingga 5000 pon beton dan tidak mengandung plastik atau bahan beracun lainnya.
Jika cuaca sesuai dengan perkiraan, koleksi museum akan diantarkan ke “tempat peristirahatan terakhirnya” dengan kapal tongkang. Setelah itu, mereka akan ditempatkan di posisinya masing-masing di museum dengan mesin derek. Apabila sudah lengkap, UMA siap dibuka untuk umum.
“Ketika menyelam dan melihat karya Anda dikelilingi oleh hewan-hewan laut, Anda pasti merasa diapresiasi,” kata Andy McAlexander, presiden SWARA.
“Jika ada ikan kecil berlindung di dalam patung yang Anda buat, itu lebih dari sekadar seni, melainkan menggambarkan kehidupan laut secara umum. Mengingatkan bagaimana kita masing-masing memiliki peran untuk menjaga kehidupan laut yang rapuh,” pungkasnya.
Source | : | Alex Crevar/National Geographic |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR