Stasiun luar angkasa Tiangong-2 milik Tiongkok keluar dari orbitnya dan melayang mendekati Bumi. Kejadian yang membuat para pakar kebingungan ini berlangsung pada 13 - 23 Juni 2018.
Menurut hasil publikasi Komando Strategis AS dan astronom Harvard-Smithsonian, Jonathan McDowell, Tiangong-2 turun menuju ketinggian 295 km. Tiangong-2 turun sejauh 95 km dari letak orbit yang sebenarnya.
Baca juga: Besuk Kiamat, Inisiatif Pemkot Surakarta Bantu Warga yang Berduka
Pada saat peristiwa itu terjadi, Tiangong-2 tidak sedang dihuni oleh siapapun. Meski begitu, stasiun luar angkasa ini tercatat melakukan pembakaran sebanyak dua kali ketika turun, dan dua kali juga ketika naik kembali.
Peristiwa ini kemudian mengingatkan para pakar, dan juga orang awam, akan peristiwa yang dialami oleh Tiangong-1. Saat itu Tiangong-1 hilang kendali dan jatuh ke Bumi pada bulan April.
Walau akhirnya jatuh ke tempat yang aman, kejadian yang dialami oleh Tiangong-1 sempat membuat dunia ketakutan. Terutama bagi negara yang dilewati oleh orbit Tiangong-1.
Melalui akun resminya di Twitter, McDowell menuliskan dugaannya bahwa Tiangong-2 mungkin sedang menguji kemampuan mesinnya setelah mengorbit selama dua tahun, sebagai bagian dari pengujian terakhir.
Selain itu, McDowell juga menduga bahwa Kantor Teknik Luar Angkasa Tiongkok (CMSEO) mungkin sedang mengumpulkan data uji di orbit.
Masih menurut McDowell, data ini akan sangat berguna bila Tianhe menggunakan sistem penggerak yang sama dengan Tiangong-2. Tianhe adalah pangkalan luar angkasa yang merupakan tujuan utama Tiongkok dalam misi luar angkasanya.
Baca juga: ‘Koin Iblis’, Pemujaan Setan, dan Tipuan Arkeologi yang Rumit
Stasiun luar angkasa modular ini akan dilengkapi dengan sistem pendukung kehidupan, kemampuan untuk menerima wahana luar angkasa lain, dan dapat diisi ulang.
Namun, sebelum Tianhe bisa diluncurkan pada 2022, CMSEO harus terlebih dahulu menyelesaikan pengujian pada seluruh teknologi di Tiangong-2.
Atas peristiwa ini, banyak orang kemudian berasumsi bahwa Tiangong-2 akan segera dipensiunkan.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
Editor | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
KOMENTAR