Surat singkat dengan teks dalam bahasa Jerman dan Hongaria yang menyatakan bahwa seorang wanita yahudi dari Budapest berada di bawah lindungan Swiss pada 1944, tampaknya hanya dokumen sederhana. Namun, bagi Maria Magdalena Grausz, itu adalah kebebasan.
Grausz dan 60 ribu yahudi Hongaria lainnya diselamatkan dari deportasi ke kamp konsentrasi dengan surat tersebut. Semuanya disahkan oleh diplomat bernama Carl Lutz.
Dikenal karena jasanya menyelamatkan setengah populasi yahudi selama Holocaust, Lutz menggunakan kertas – bukan senjata – untuk melawan Nazi.
Baca juga: Kisah Tragis Permaisuri Kaisar Austria yang Dibunuh oleh Anarkis
Lahir di Swiss, Lutz bermigrasi ke Amerika Serikat saat muda. Ia lalu menjadi diplomat dan melayani konsulat Swiss di Budapest, Hongaria, pada 1942.
Saat itu, Hongaria merupakan salah satu sekutu Nazi Jerman. Miklós Horthy, bupati Hongaria, telah mengesahkan peraturan yang membatasi kegiatan dan pergerakan warga yahudi.
Di awal perang, tentara Hongaria melakukan pembunuhan massal sebagai bentuk antiyahudi. Selain itu, lebih dari 100 ribu yahudi Hongaria dipaksa bekerja di medan perang dengan kondisi yang mengenaskan. Namun, Horthy menolak mengirim yahudi Hongaria ke kamp-kamp pembantaian Nazi.
Pada 1944, keadaan semakin buruk. Ketika Adolf Hitler tahu bahwa Horthy berusaha memutuskan aliansi dengan Jerman, ia menggulingkan Horthy. Hitler menempatkan partai politik Arrow Cross Party di puncak kekuasaan. Partai ini kemudian mulai menebarkan teror di seluruh Hongaria. Mereka memaksa yahudi pindah ke wilayah kumuh, mengirim ke kamp pembantaian, atau membunuhnya secara langsung.
Terganggu dengan situasi genting orang-orang yahudi di Hongaria, Lutz mulai bekerja sama dengan Jewish Agency for Palestine, sebuah kelompok yang membantu yahudi-yahudi Eropa masuk ke wilayah mandat Britania atas Palestina. Ribuan yahudi, termasuk sepuluh ribu anak-anak, meninggalkan yahudi dengan dokumen Swiss yang dikeluarkan Lutz.
Dia hanya mendapat izin untuk membuat 8000 surat, tapi tetap mencoba berbagai cara untuk menyelamatkan yahudi sebanyak mungkin. Lutz menafsirkan bahwa satu surat berlaku untuk sekeluarga, bukan individu.
Ketika Arrow Cross mengamuk di seluruh Budapest, orang-orang Yahudi dengan surat tersebut, berdiam di rumah aman yang dikelola Lutz.
Untuk mencegah serangan, Lutz meluaskan perlindungan Swiss pada 76 bangunan. Salah satu diantaranya adalah pusat perbelanjaan Glass House, yang menjadi pengungsian 3000 yahudi dan markas zionis.
Kekacauan terjadi di Hongaria ketika 440 ribu yahudi dikirim ke kamp Auschwitz dalam waktu dua bulan. Yahudi lain ditembak dan dibuang ke Danube. Dalam satu waktu, Lutz pernah melompat ke sungai untuk menyelamatkan wanita yang berdarah.
Beruntung, orang-orang yahudi yang memiliki dokumen dari Lutz tidak menjadi target Nazi.
“Orang-orang Jerman sangat menyukai kedisiplinan dan aturan. Jadi, ketika komandan Nazi melihat dokumen tersebut, mereka menerima yahudi,” kata Eric Saul, pendiri dan direktur eksekutif Visas for Life: The Righteous and Honorable Diplomats Project.
Meski mendapat banyak halangan dari Nazi, Lutz tetap berjuang menyelamatkan yahudi. “Bagi orang-orang ini, pengesahan surat dari saya adalah secercah harapan terakhir. Kami telah melihat bagaimana mereka dicambuk dengan tali anjing, tergeletak di tanah dan lumpur dengan wajah berdarah…..Setiap menemani orang-orang yahudi ke kamp konsentrasi, saya mencoba menunjukkan kepada mereka bahwa masih ada harapan hidup,” kenang Lutz bertahun-tahun kemudian.
Baca juga: Anthony Fokker, Pembuat Pesawat Andalan PD I yang Lahir di Blitar
Di akhir Perang Dunia II, 565 ribu yahudi Hongaria telah dibunuh. Namun, berkat usaha Lutz dan anggota zionis, 62 ribu yahudi – setengah dari total populasinya di Budapest – berhasil diselamatkan.
“Hukum kehidupan lebih kuat dari yang dibuat manusia….Ayah saya selalu merasa waktunya di Budapest dan menyelamatkan orang yahudi tidak bersalah sebagai bagian penting dalam hidupnya,” cerita Agnes Hirschi, anak tiri Lutz.
Ketika kembali ke Swiss, aksi Lutz tidak dihargai sama sekali. Pemerintah malah mengkritiknya karena Lutz dianggap menyalahgunakan otoritas diplomatik. Mereka juga menginvestigasi kegiatan Lutz selama perang dan menghalangi kemajuan kariernya. Namun, pada akhirnya, reputasi baik Lutz berhasil dikembalikan.
Source | : | Erin Blakemore/History |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR