Para peneliti menggunakan LIDAR untuk menyurvei area makam, sebelum dan sesudah mayat dikubur. Ini dilakukan untuk membandingkan tanah mana yang tidak mengalami kenaikan serta melacak perubahan ketinggian dari waktu ke waktu.
Hasilnya menunjukkan, meskipun makam tersebut ditutupi oleh dedaunan dan sampah, namun LIDAR mampu mendeteksi perubahan ketinggian.
“Mengukur perubahan elevasi dengan LIDAR terbukti berguna untuk mengidentifikasi kuburan tanpa nama,” kata peneliti.
Baca juga: Berkecepatan Tinggi, Inilah Calon Masa Depan Dunia Transportasi
Mengingat metode untuk menemukan kuburan tersembunyi saat ini sangat sulit dan memakan waktu – seperti perlu berjalan kaki, penggalian berhari-hari dan menggunakan radar penembus tanah – LIDAR dapat mempersingkat proses dengan langsung memastikan lokasinya.
Perlu diketahui bahwa pada 2017, ada 651.226 orang hilang yang tercatat di US National Crime Information Centre. Kemungkinan masih ada jutaan orang hilang lainnya di seluruh dunia. Masalah ini mungkin bisa dipecahkan dengan LIDAR.
Meski begitu, penelitian tambahan diperlukan jika ingin menerapkan teknik ini ke lingkungan berbeda. Peneliti juga perlu memperbaiki database terkait perubahan ketinggian dari survei LIDAR.
Studi ini dipublikasikan pada jurnal Forensic Science International.
Source | : | Science Alert |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR