Seorang Dewi Kumari akan kembali menjadi manusia biasa ketika dirinya telah mendapatkan menstruasi pertamanya. Selanjutnya, posisi Dewi Kumari akan digantikan oleh gadis lainnya yang dianggap memenuhi kriteria.
Dilansir dari Liputan6, pada Selasa (4/9/2018), aktivis hak asasi manusia dan Pusat Rehabilitasi Wanita Nepal (WOREC) menentang dan mengutuk tradisi kumari yang mereka anggap merampas masa kecil seorang anak perempuan.
Ramesh Bajracharya, sang ayah, dilansir dari The Asian Parent, pada Selasa (4/9/2018) mengatakan bahwa menjadi Kumari memang hal yang cukup berat bagi anaknya. Terutama karena sang anak tidak diperbolehkan menapakkan kakinya di Bumi.
Baca juga: Fasilitas Kloning ala Jurassic Park Dibangun untuk Hidupkan Mammoth
Chanira Bajracharya, seorang mantan Dewi Kumari mengaku bahwa hidup normal seperti remaja lainnya adalah hal yang sulit, bahkan setelah bertahun-tahun berakhirnya tugas Chanira sebagai Dewi Kumari.
"Bahkan sampai sekarang aku sulit berjalan kaki dengan gerakan yang benar, karena saat masih kecil aku selalu digendong dan ditandu. Dunia luar benar-benar hal yang asing untukku," ucap Chanira, seperti dikutip dari South China Morning Post.
Walaupun banyak kritik yang ditujukan terhadap tradisi ini, tetapi pemerintah setempat tetap melestarikan tradisi tersebut.
Source | : | the asian parent,liputan 6,South China Morning Post. |
Penulis | : | Nesa Alicia |
Editor | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
KOMENTAR