Nationalgeographic.co.id - Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) atau Panel Antarpemerintah Tentang Perubahan Iklim memperingatkan bahwa hanya tersisa 12 tahun—sampai tahun 2030—untuk mencegah terjadinya iklim ekstrem akibat pemanasan global dengan maksimum kenaikan suhu 1,5 derajat celsius.
Hal ini disampaikan oleh IPCC dalam pertemuan ke-48 Badan PBB di Incheon, Korea Selatan yang dihadiri oleh perwakilan 195 negara anggota.
Pemanasan global diatas 1,5 derajat celsius akan menambah risiko bencana alam ekstrem, seperti cuaca panas, kekeringan, banjir yang disebabkan curah hujan ekstrem, serta mencairnya daratan es di kutub utara. Bila hal ini terjadi, maka akan berdampak pada ratusan juta orang di seluruh dunia.
IPCC membutuhkan komitmen yang kuat dari seluruh negara untuk melakukan perubahan yang cepat, luas, dan yang belum pernah dilakukan sebelumnya di semua aspek kehidupan masyarakat.
Baca Juga : Suku Pedalaman Huaorani, Berbahasa Beruang dan Memiliki Kaki yang Unik
Dalam pertemuan tersebut, selurun perwakilan negara membahas dan menyetujui laporan khusus mengenai Pemanasan Global 1,5 derajat celsius dari IPCC sebagai permintaan dari Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC).
Laporan tersebut ditulis oleh 91 ilmuan dan editor dari 40 negara berdasarkan 6.000 referensi ilmiah dari ribuan ahli di seluruh dunia. Laporan ini akan menjadi masukan ilmiah utama dalam Konferensi Perubahan Iklim di Katowice, Polandia pada Desember 2018.
Konferensi ini juga akan melakukan peninjuan terhadap Perjanjian Paris dalam mengatasi perubahan iklim.
Perjanjian Paris sendiri menetapkan tujuan jangka panjang untuk menahan peningkatan suhu rata-rata global dibawah dua derajat celsius, di atas tingkat pra-industri, dan berupaya untuk membatasi kenaikan suhu hingga 1,5 derajat celsius.
"Salah satu pesan kunci yang sangat kuat dari laporan ini adalah bahwa kita sudah melihat konsekuensi dari (kenaikan suhu) satu derajat celsius pemanasan global melalui cuaca yang lebih ekstrim, naiknya permukaan laut, dan berkurangnya daratan es laut Arktik, diantara perubahan lainnya,” kata Panmao Zhai, Co-chair Kelompok Kerja I IPCC, melansir Mongabay, Kamis (11/10/2018).
Wakil Sekretaris Jendral WHO, Elena Manaenkova dalam sesi pembukaan IPCC mengatakan bahwa suhu rata-rata global pada tahun 2017 sekitar 1,1 derajat celsius di atas tingkat pra-industri.
Peneliti Ungkap Hubungan Tanaman dan Bahasa Abui yang Terancam Punah di Pulau Alor
Source | : | mongabay.co.id |
Penulis | : | Nesa Alicia |
Editor | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
KOMENTAR