Ia mengatakan, penelitian yang dilakukan menunjukkan jika tugas pemadam kebakaran, seperti kerja otot yang berat, tekanan panas, aktivasi sistem saraf simpatik, dan paparan asap dapat memicu penyakit jantung.
Kekurangan dari penelitian yang dilakukan oleh Smith adalah data otopsi yang digunakan tidak memiliki deskripsi yang sesuai tentang penyakit jantung atau kriteria untuk mendefinisikan pembengkakan jantung.
Peneliti juga memiliki keterbatasan data tentang faktor risiko yang bisa menyebabkan penyakit jantung, seperti kebiasaan merokok atau tekanan darah tinggi.
Baca Juga : Temuan Kerangka Anak 'Vampir' dengan Sumpalan Batu di Mulutnya
Walaupun begitu, Dr. Stefanos Kales, pakar Kesehatan Masyarakat Harvard TH Chan School di Boston menyebutkan bahwa studi tersebut memberikan bukti baru dari bahaya stres yang tinggi dan pekerjaan yang menggunakan fisik terhadap penyakit jantung.
"Intinya, orang yang memiliki riwayat penyakit jantung akan berbahaya jika melakukan pekerjaan berat, terutama dalam situasi stres yang bisa meningkatkan lonjakan adrenalin dan hormon terkait yang menantang sistem kardiovaskular," ucap Kales.
"Karena itu, meskipun pemeriksaan terhadap petugas pemadam kebakaran sejak dulu difokuskan pada penyakit pembunuh darah jantung (faktor risiko jantung dan tes stres), pemeriksaan itu juga harus mencakup pemindaian seperti echocardiogram untuk mengidentifikasi kemungkinan pembengkakan jantung, meningkat ketebalan dinding jantung atau adanya serangan jantung sebelumnya," ucap Kales.
Source | : | Kompas.com,Business Insider |
Penulis | : | Loretta Novelia Putri |
Editor | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
KOMENTAR