Nationalgeographic.co.id - Popcorn atau berondong selalu menjadi camilan "wajib" saat sedang menonton film. Makanan yang terbuat dari jagung ini dilengkapi dengan dua rasa dasar yang berbeda, yakni asin dan manis. Tidak heran bila popcorn menjadi camilan yang dapat dikonsumsi dalam segala situasi.
Meski begitu, banyak yang mengatakan bahwa popcorn dapat menyebabkan kanker. Benarkah demikian?
Sebenarnya jagung, yang merupakan bahan dasar pembuat popcorn bukanlah hal yang memicu kanker dalam tubuh, melainkan bahan kimia perfluorinated (PFC) yang terkandung dalam kemasan kantong popcorn.
Baca Juga : Astronaut di Luar Angkasa Tangkap Cahaya Oranye di Atas Lapisan Bumi
Dilansir dari Hello Sehat, Jumat (9/11/2018), para ahli kesehatan mengatakan bahwa ketika kemasan popcorn dipanaskan di dalam microwave, PFC akan terurai menjadi perfluorooctanoic acid (PFOA). Zat kimia ini akan masuk dan menetap dalam aliran darah sehingga mengakibatkan pertumbuhan sel-sel kanker.
Melihat hal ini, para peneliti dari C8 Science Panel mencari tahu hubungan antara PFOA dengan risiko kanker maupun penyakit lainnya. Mereka mengamati efek paparan PFOA terhadap kesehatan penduduk yang tinggal di sekitar pabrik pengguna PFOA di Virginia, Amerika Serikat.
Penelitian yang dilakukan selama bertahun-tahun menunjukan bahwa paparan dari PFOA terkait dengan peningkatan kanker ginjal dan kanker testis dalam populasi tersebut.
Baca Juga : 400 Kerbau Tenggelam Massal Setelah Menghindari Kejaran Singa
Penelitian ini kemudian dimuat dalam jurnal Environmental Health Perspectives. Penelitian lain yang dimuat dalam jurnal Environmental Science and Technology menemukan bahwa kandungan PFOA pada kemasan popcorn yang dipanaskan dalam microwave cukup tinggi dibanding setelah makan popcorn tanpa kemasan.
Meski begitu, efek samping dari PFOA belum dipastikan kebenarannya. Karena itu, Badan Pengawas Obat dan Makanan di Amerika Serikat (FDA) mengambil langkah aman dengan melarang setiap produsen makanan menggunakan PFC, PFOA, maupun diacetyl dalam proses produksi makanannya.
Source | : | Hello Sehat |
Penulis | : | Nesa Alicia |
Editor | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
KOMENTAR