Nationalgeographic.co.id—PricewaterhouseCoopers (PwC), yang merupakan salah satu perusahaan akuntansi publik, mengungkapkan fakta mengejutkan bahwa lebih dari setengah (55%) Produk Domestik Bruto (PDB) dunia sangat bergantung atau cukup bergantung pada alam.
Angka ini menggarisbawahi urgensi pergeseran besar-besaran aliran dana, dari aktivitas yang merusak lingkungan menuju upaya pelestarian alam.
Program Lingkungan Hidup PBB telah menghitung bahwa investasi tahunan dalam Solusi Berbasis Alam (NbS) perlu ditingkatkan secara signifikan dari AS$200 miliar menjadi AS$542 miliar pada tahun 2030. Tujuannya adalah untuk mengatasi tiga krisis global yang saling terkait: perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati, dan degradasi lahan.
Salah satu mekanisme yang menjanjikan untuk mendanai NbS adalah pasar karbon sukarela. World Economic Forum memperkirakan potensi nilai pasar ini bisa mencapai antara AS$5 miliar hingga AS$30 miliar per tahun pada tahun 2030, dengan sebagian besar dana diperkirakan akan mengalir ke proyek-proyek NbS.
Namun, hingga saat ini, potensi pasar karbon sukarela untuk mendanai NbS yang biaya-efektif baru termanfaatkan sebesar 1,2% dalam tiga tahun terakhir.
Hingga kemudian, sebuah laporan terbaru dari perusahaan asuransi Howden serta perusahaan investasi dan penasihat Pollination menyoroti sektor asuransi sebagai pemain kunci dalam memperluas pasar karbon sukarela dan mekanisme pembiayaan alam lainnya.
Industri asuransi memiliki potensi besar untuk meningkatkan skala dan menyesuaikan produk yang ada, serta menciptakan solusi baru yang dapat mendorong perubahan besar dalam pembiayaan pelestarian alam.
"Kita perlu membuka lebih banyak dana untuk berinvestasi secara langsung dalam restorasi alam," kata Dr. Carter Ingram, Direktur Pelaksana di perusahaan investasi dan penasihat Pollination, seperti dilansir oleh Reuters.
Industri asuransi "dapat mengurangi risiko pasar karbon sukarela dan kredit yang terkait dengan NbS, serta memberikan insentif untuk memulihkan atau melestarikan alam dengan memberikan premi yang lebih rendah jika perusahaan melakukannya."
Dia menambahkan: "Sekitar AS$7 triliun diinvestasikan dalam aktivitas yang merusak alam, sehingga ada juga alasan untuk mengeksplorasi di mana insentif asuransi menyebabkan hilangnya alam saat ini."
Charlie Pool, Kepala Asuransi Karbon di Howden, mengatakan keahlian para penanggung dalam mengelola risiko memungkinkan mereka untuk mengurangi risiko proyek dan meningkatkan tata kelola, sehingga membuat "ekonomi lebih menarik bagi orang-orang yang ingin menemukan ruang ini."
Baca Juga: Indonesia Resmi Luncurkan Regulasi Penangkapan Karbon, Demi Tarik Investasi?
'Telan' Pemotor di Seoul, Ini Pengertian, Penyebab, Jenis, dan Lokasi Rawan Sinkhole
KOMENTAR