Nationalgeographic.co.id - Pemerintah Mesir baru saja membuka sarkofagus yang ditemukan di makam kuno di Luxor. Kondisi sarkofagus masih dalam kondisi yang sangat baik, begitu pula dengan mumi di dalamnya.
Yang pertama kali dilihat adalah mumi perempuan yang diyakini berusia 3.000 tahun. Mumi tersebut menghuni salah satu dari dua peti terpisah yang ditemukan di dalam makam yang sama di nekropolis El-Asasef, di tepi barat Sungai Nil, Mesir Selatan.
Meskipun pemerintah Mesir telah mengumumkan beberapa penemuan tahun ini, tetapi ini pertama kalinya mereka membuka sarkofagus kuno di depan awak media internasional.
Baca Juga : Lukisan Erotis Ratu Leda dan Angsa Ditemukan di Reruntuhan Pompeii
Menurut salah satu pejabat kementerian, mumi perempuan yang ada di dalam peti bernama Thuya. Namun, peneliti masih mempelajarinya lebih lanjut. Makamnya sendiri berasal dari Kerajaan Mesir, hampir 4.000 tahun lalu.
Sementara itu, di sarkofagus lainnya, para arkeolog mengindentifikasinya sebagai Thaw-Irkhet-if, seorang pendeta yang diketahui kerap mengawetkan beberapa firaun di Kuil Mut, Karnak.
"Salah satu sarkofagus bergaya rishi, dan berasal dari dinasti ke-17. Sementara sarkofagus lainnya berasal dari dinasti ke-18," kata Khaled Al Anani, Menteri Kepurbakalaan Mesir.
Perlu diketahui bahwa dinasti 18 kira-kira eksis pada abad ke-13 SM, dengan firaun-firaun terkenal seperti Tutankhamen dan Ramses II.
Baca Juga : Puluhan Jejak Reptil dari Ratusan Tahun Lalu Ditemukan di Grand Canyon
Setelah bekerja selama lima bulan untuk membersihkan puing sepanjang 300 meter, tim arkeolog akhirnya menemukan makam khusus ini pada awal bulan.
Selain dua sarkofagus, makam itu juga berisi mumi, kerangka, dan tengkorak lain. Juga terdapat seribu patung yang terbuat dari kayu dan tanah liat. Dikenal dengan Ushabti, patung-patung pelayan ini dimaksudkan untuk menemani orang mati dan 'melayani' mereka di akhirat.
Berlokasi di antara makam raja di Valley of the Queens dan Valley of the Kings, nekropolis El-Asasef biasanya digunakan untuk mengubur para bangsawan dan wanita yang dekat dengan firaun.
Source | : | Sarah Pruitt/History |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR