Suku Quechua Ekuador berusaha mempromosikan pariwisata ramah lingkungan, sementara perusahaan minyak pemerintah terus melakukan eksplorasi minyak di Amazon. Perjuangan yang tidak seimbang ini terjadi di hutan tropis negara tersebut.
Salah satu pejuang lingkungan suku Quechua adalah Patricio Jipa dari desa Sani Isla.
"Kami tidak memerlukan pendidikan tinggi untuk mengetahui yang sedang terjadi. Kami mengetahui bahaya yang ditimbulkan minyak," katanya.
Jipa menjalankan proyek pariwisata ramah lingkungan setempat di Sani Isla, satu dari sejumlah pemukiman di sepanjang sungai Napo, Ekuador timur.
Pria berusia 41 tahun ini mengatakan keseimbangan flora dan fauna yang rapuh terancam karena perusahaan minyak mendesak penduduk setempat untuk mengizinkan eksplorasi dan pemboran di bawah tanah mereka.
Bulan Desember 2012, dewan masyarakat memutuskan menolak persetujuan yang ditandatangani perusahaan minyak nasional Petroamazonas yang memungkinkan dimulainya percobaan seismik.
Sejak saat itu, penduduk desa berkali-kali diberitahu militer Ekuador akan diturunkan untuk menerapkan kesepakatan.
Pemboran di hutan Ekuador yang kaya minyak sudah berlangsung selama 30 tahun karenanya ketegangan karena masalah ini bukanlah hal baru. Tetapi sejak Presiden Rafael Correa tahun lalu mengumumkan berakhirnya moratorium eksplorasi enam tahun pada taman nasional Yasuni Amazon, masyarakat asli dan pegiat lingkungan memperingatkan tahap baru eksplorasi telah dimulai.
(Baca juga Hak-hak Masyarakat Suku Asli Terhadap Hutan Tropis Berkurang dan Keberanian Kayapo serta Obral Hutan Hujan)
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR