Bagi yang ingin mengetahui sejarah Tionghoa, Anda dapat mengunjungi Museum Hakka Indonesia di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur. Di sini, Anda dapat menemukan cerita kedatangan orang Tionghoa ke Nusantara, profesi orang Tionghoa pada masa penjajahan Belanda, tokoh-tokoh Tionghoa yang berjasa kepada Indonesia hingga kesenian Tionghoa.
Terletak di depan Museum Listrik dan Energi Baru, Anda akan disambut dengan bangunan bundar mirip benteng berwarna kuning pucat di seberang danau kecil. Pintu masuk coklat dari kayu jati siap mengantarkan Anda ke dalam lembaran sejarah Tionghoa Indonesia. Ketika masuk, bersiaplah terkejut dengan lampu-lampu lampion yang menggantung di seluruh bagian atap museum. Musik instrumental khas Tiongkok mengalun pelan, suasana daratan Tiongkok pun terasa kental.
"Nama Museum Hakka Indonesia diambil dari nama subsuku Han yang bermigrasi dari Tiongkok bagian utara menuju Tiongkok bagian selatan. Hakka sendiri dalam bahasa Indonesia berarti tamu atau pendatang. Dari sejarahnya, bangsa Tionghoa sudah menjadi tamu dan hidup di banyak negara seperti Arab, India bahkan Nusantara," kata Surikin, Pengelola Museum Hakka Indonesia saat menemani Kompas.com , Jumat (6/2).
Museum ini diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia periode 2009-2014, Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 30 Agustus 2014. Berdiri di atas tanah seluas 5.000 meter, bangunan ini mengambil konsep rumah tradisional Tulou yang terkenal, yaitu Zhenceng Lou, yang terletak di Yonding Fujian, Tiongkok Selatan. Surikin menuturkan bahwa bangunan yang menjadi tempat pemukiman orang-orang Hakka dulu terkesan tertutup karena pengaruh lingkungan yang tidak kondusif karena banyak peperangan.
Ia berharap museum ini dapat menjadi jembatan bagi masyarakat Indonesia untuk mengenal sejarah dan budaya Tionghoa pada umumnya dan Hakka pada khususnya. Ia juga berharap masyarakat luas dapat mengetahui keberadaan museum ini.
Museum Hakka Indonesia dibagi menjadi tiga bagian yaitu Museum Tionghoa Indonesia, Museum Hakka Indonesia, dan Museum Yodding Hakka Indonesia. Mempunyai tiga lantai, museum ini menyimpan koleksi-koleksi yang berhubungan dengan Tionghoa pada umumnya dan suku Hakka pada khususnya. Semua koleksi berasal dari sumbangan dari warga peranakan Hakka Tionghoa yang tinggal di Indonesia dan juga didatangkan langsung dari Tiongkok. Pada lantai dasar terdapat panggung, perpustakaan, ruangan pertemuan, dua pasang instalasi laki-laki dan perempuan berbahan kayu yang terletak di dua sudut dekat panggung yang dapat digunakan pengunjung untuk berfoto, dan ruang lobi tengah.
Sejarah Tionghoa terungkap melalui koleksi museum di sini. Ketika memasuki ruang pamer di lantai satu, gambar peta jalur perjalanan orang Tionghoa ke Nusantara, mangkok-mangkok, foto-foto pekerja, rempah-rempah hasil Indonesia yang dibawa pedagang Tionghoa dan koleksi lukisan terpajang berjejer di dinding. Di ruangan yang berbentuk setengah lingkaran ini serasa menghisap Anda masuk ke lorong waktu menuju Tionghoa.
Koleksi di lantai dua museum ini sangat bervariasi. Mulai dari mangkok-mangkok keramik, koper-koper, tempat penyimpanan barang beserta gembok asli, arsip-arsip tua yang dituliskan karakter Han, alat-alat pertanian, tandu orang Hakka, daftar orang-orang Hakka Indonesia yang berpartisipasi dalam pembangunan, gambang kromong, wayang Potehi, kebaya peranakan Tionghoa, dan berbagai koleksi artefak dan pusaka yang berhubungan dengan kebudayaan Tionghoa.
Pada lantai tiga, bentuk ruang koleksi masih sama dengan ruang sebelumnya. Pengunjung masuk dan keluar dari pintu yang berbeda. Di ruangan ini merupakan tempat koleksi Museum Yodding Hakka Indonesia. Di dalam ruangan ini menceritakan sejarah Yodding Hakka di Indonesia, tentang pembangunan Tolou, tokoh-tokoh Yodding, beserta kegiatan sosial yang dilakukan. Selain itu, pengunjung dapat melihat jenis peralatan toko obat Tionghoa beserta contoh-contoh obat jamu.
Untuk mengunjungi museum ini, Anda dapat datang pada hari Selasa hingga Minggu. Jam buka museum ini mulai dari pukul 09.00 - 16.00 WIB. Ketika berada di museum ini, pengunjung akan ditemani dengan pemandu yang akan memberikan informasi seputar koleksi yang ada.
Penulis | : | |
Editor | : | Puri |
KOMENTAR