Penguin dapat berenang lebih baik daripada berjalan kaki, tetapi kadang mereka diharuskan berjalan dengan kaki pendeknya melalui jarak yang sangat jauh. Para peneliti meneliti kebiasaan jalan penguin kaisar dengan mengamati cara berjalan mereka di atas treadmill.
Hasil dari pengamatan ini mengungkapkan bahwa penguin kaisar jantan kurang stabil berjalan dengan kaki mereka. Temuan ini diterbitkan dalam PLoS ONE pekan ini.
Penguin kaisar (Aptenodytes patagonicus) menghabiskan waktu lama mengejar mangsa di laut, dan setelah mereka kembali ke darat, mereka harus berjalan di sebagian besar wilayah tanah untuk mencapai koloni mereka.
Mereka membawa akumulasi berat lemak serta makanan dalam perut untuk persediaan anak-anak. Begitu mereka mencapai tujuan, mereka biasanya harus berpuasa selama satu bulan, mengandalkan persediaan energi, hingga akhirnya kehilangan sekitar seperempat dari massa tubuh mereka.
Tim yang dipimpin oleh Astrid Willener dari Universitas Roehampton mengamati 10 penguin kaisar jantan selama musim panas selatan di koloni penguin, di Baie du Marin di Pulau Possession di Crozet Nusantara untuk melihat apakah terdapat variasi alami dalam dampak massa tubuh terhadap cara berjalan penguin.
Peneliti kemudian melatih penguin untuk berjalan di atas treadmill dengan logger percepatan data yang melekat pada bulu di punggung mereka. Penguin berjalan dengan interval 10 menit pada kecepatan 1,4 kilometer (0,9 mil) per jam. Para peneliti mengumpulkan data untuk setiap penguin di dua massa tubuh: Pada hari pertama, penguin ditimbang dengan rata-rata 13,2 kilogram (29 pon), dan pada hari ke-14 puasa mereka, mereka ditimbang dengan massa rata-rata 11 kilogram (24 pon).
Tim peneliti menemukan, penguin kaisar tidak menunjukkan perbedaan besar dalam biomekanik berjalan mereka, entah saat bobot tubuh mereka berat atau saat keadaan bercahaya (tidak menggunakan frekuensi langkah atau percepatan tubuh).
Bagaimanapun, terdapat perbedaan antara penguin kurus dan gemuk, ketika mengacu pada kecenderungan tubuh untuk bersandar. Pada penguin yang lebih ramping, ada sedikit variabilitas dalam sudut miring dan amplitudo. Penguin juga menunjukkan penurunan amplitudo goyangan.Penguin yang lebih gemuk lebih sulit untuk mengontrol massa tubuh dan momentum yang terkait dengan itu.
Penguin yang lebih berat memiliki akumulasi lemak frontal, sehingga mereka tampaknya menggeser pusat massa ke depan. Berdasarkan hasil ini diketahui bahwa posisi tersebut kurang stabi,l ketika mereka berdiri tegak, yang dapat menyebabkan mereka jatuh ke depan setiap melangkah.
Penulis | : | |
Editor | : | Irfan Hasuki |
KOMENTAR