Europa, salah satu bulan Jupiter, diketahui menyimpan lautan air asin yang hangat, di bawah lapisan keraknya yang tebal dan dingin. Para peneliti mengatakan, Europa merupakan tempat terbaik di tata surya kita untuk menemukan kehidupan alien.
Saat ini, berdasarkan data yang dikumpulkan oleh satelit Galileo milik NASA, para ilmuwan menyatakan terdapat air yang menyembur, 100 mil dari permukaan Europa.
Studi yang dipublikasikan pada jurnal Nature Astronomy ini, menambah bukti bahwa Europa telah memuntahkan isinya ke luar angkasa.
Baca juga: Astronom Temukan Lubang Hitam yang Tumbuh Paling Cepat di Alam Semesta
Sumber semburan itu masih belum jelas. Sebuah teori mengatakan, air datang langsung dari laut di bawah permukaan Europa dan didorong ke atas oleh aktivitas hidrotermal. Beberapa orang mengatakan, mungkin ada danau bawah tanah yang bersembunyi di antara lapisan es tebal Europa.
Meskipun begitu, Jia menegaskan, air juga bisa berasal dari sumber lain.
Jika semburan air benar-benar berasal dari laut Europa, para ilmuwan bisa mengambil sampel bulan tersebut untuk mencari tanda-tanda kehidupan makhluk asing.
“Gagasan adanya air di Europa menjadi semakin nyata dan itu kabar baik bagi eksplorasi masa mendatang,” kata Xianzhe Jia, fisikawan luar angkasa di Universitu of Michigan yang memimpin penelitian tersebut.
Para ilmuwan telah memiliki rencana misi terkait semburan air di bulan Jupiter itu. Europa Clipper dan Jupiter Icy Moons Explorer (JUICE), dijadwalkan meluncur pada pertengahan 2020. Keduanya dilengkapi kamera dengan resolusi tinggi dan seperangkat instrumen sensitif lainnya.
Misi Clipper direncanakan akan mendekati Europa – sekitar 16 mil di atas permukaan bulan.
Baca juga: Misi Antariksa, Ilmuwan Buat Makanan dengan Bantuan Feses Manusia
Mereka tidak akan mendarat di permukaan Europa untuk mengebor ke kedalaman es – karena itu pun sulit dilakukan di Bumi. Pesawat luar angkasa hanya akan terbang di sekitar semburan, lalu meneliti kandungannya.
Peneliti Ungkap Hubungan Tanaman dan Bahasa Abui yang Terancam Punah di Pulau Alor
Source | : | Sarah Kaplan/The Washington Post |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR