Serdadu VOC Asal Tanah Madura

By Mahandis Yoanata Thamrin, Senin, 25 Maret 2019 | 11:36 WIB
Stadhuis atau Balai Kota Batavia dibangun pada 1710, kini digunakan sebagai Museum Sejarah Jakarta. Halaman belakangnya telah menjadi ladang penyembelihan dalam tragedi pembantaian warga Cina di Batavia 9 Oktober 1740. (Mahandis Y. Thamrin/National Geographic Indonesia)

Beberapa bagian dari buku sohor itu mengisahkan peran orang-orang asal Madura dalam organisasi pengamanan VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) pada paruh kedua abad ke-18. Kongsi dagang Hindia Timur (VOC) merupakan perusahaan multinasional pertama di dunia yang mulai berdiri pada 1602—dan bangkrut pada 1799. Kongsi dagang ini istimewa lantaran mempunyai hak untuk bernegosiasi dengan negara manapun dan merekrut serdadu. Pos-pos perdagangannya terbentang dari Tanjung Harapan hingga Jepang.

Di Batavia, orang-orang Madura dan Sumenep berada dalam resimen di bawah komanda para pengeran mereka.

Sebuah garnisun yang menjaga tembok kota Surabaya, ungkap Stockdale, dipimpin oleh seorang berpangkat mayor yang sekaligus sebagai komandan seluruh serdadu Eropa dan Hindia. Sang mayor itu membawahi seratus serdadu Eropa—termasuk satu kompi resimen Württemberg yang merupakan tentara kontrakan asal Jerman. Selain itu, sang mayor juga membawahi enam kompi dari infantri asal Madura dan dua artileri asal Madura pula.

Baca Juga: Hikayat Rumah Perdesaan Milik Petinggi VOC di Palmerah

Suasana pasar yang menggambarkan penduduk multikultural di Bata­via. Tampak Kastel Batavia yang dibangun VOC pada 1619 di tepi timur Muara Sungai Ciliwung, kini Kalibesar. Lukisan media kanvas karya Andries Beeckman, 1657. (Rijksmuseum, Amsterdam, Belanda)

Ketika itu, pusat permukiman itu menjadi depot rekrutmen dengan para pangeran Madura dan Sumenep yang bekerja untuk kompeni. Tampaknya yang dimaksud Stockdale adalah Fort Belvidere, sebuah benteng kecil dengan lapangan arsenal di tepian Kalimas.

Sementara itu Stockdale juga memberikan pemerian tentang sebuah benteng VOC di Cirebon, yang dipersenjatai dengan empat kanon yang buruk. Kendati garnisunnya dikomandoi oleh seorang sersan dan dua kopral Eropa, seluruh awaknya hanya terdiri atas 15 serdadu asal Madura—itu pun dengan bedil yang seadanya.

Baca Juga: Benteng Makasar, Kenangan Sepetak Pecinan Tangerang di Zaman VOC

Peta Batavia karya Van Krevelt berjudul ‘PLAN der Stad en ‘t Kasteel BATAVIA. Aanwyzing der Stad en Kasteels Punten’. Etsa oleh A. van Krevelt di Amsterdam pada 1780, dan diterbitkan oleh Peter Conradi pada 1780. (Bertele Gallery)