Kisah Prabowo Berbicara dengan Semut, Berkomunikasi Kepada Satwa Bisa Dipelajari Secara Ilmiah

By Trisna Wulandari, Sabtu, 8 Juni 2019 | 12:55 WIB
Rusa di Taman Safari Indonesia II Prigen. (Lutfi Fauziah)

Mahout merawat 26 gajah Asia yang terancam punah. (Gita Laras Widyaningrum)

“Posisi saat lagi di alfa dan tetha tuh sesaat sebelum kita ketiduran,”  katanya.

Di gelombang alfa, vision yang terlihat biasanya adalah situasi saat ini.

Sementara itu, di gelombang tetha, vision yang terlihat terentang lebih luas, mulai dari masa lalu, sampai kemungkinan yang terjadi di masa depan.

Di sinilah mind power dapat berfungsi membantu kita memahami apa yang dirasakan hewan atau orang yang kita lihat.

Kita bisa membaca emosinya, atau juga merasakan sakit yang mungkin mereka idap di bagian tubuh kita.

Baca Juga: WWF: Populasi Satwa Liar Menurun 60% Dalam 40 Tahun Terakhir 

Seberapa detail “data yang ditarik” dari gelombang alfa biasanya amat bergantung pada seberapa detail kita melihat sesuatu.

Bila sudah terbiasa menggunakan mind power, kita juga bisa memberi pengaruh positif pada si subjek.

Contoh, saat Rajanti “melihat” salah satu gajah dalam pikirannya.

Dalam pikirannya, sang gajah memperlihatkan kebingungannya dan kekesalannya pada mahout yang terlihat tertekan dan tidak bisa dipercaya.

Gajah ini merasa mungkin sang mahout berniat buruk padanya.

Baca Juga: Bukan Dibunuh, Kelompok Manusia Purba Ini Punah Karena Tidak Subur