7. Kritik dari Penulis Indonesia
Penulis Kosasih Kamil (1980) meragukan kepintaran tokoh Ontosoroh, seorang nyai yang belajar otodidak. Sikap mengurung diri (inwardlooking) Nyai Ontosoroh dinilai kurang meyakinkan kehebatan dan kelebihannya sebagai seorang Nyai.
Dengan demikian, Nyai Ontosoroh sebagai protagonis boneka hidup terlalu banyak dibebani tuntutan dan sikap pengarangnya.
Wartawan Parakitri Simbolon melihat Bumi Manusia dari aspek sejarah Indonesia pada masa akhir abad ke-19, yakni sebagai bahan yang belum dijamah oleh para penulis Indonesia.
Selain itu, Parakitri menyatakan bahwa melalui novelnya ini, Pramoedya telah mencairkan kebekuan sastra Indonesia yang belakangan ini hanyut berputar-putar dalam inovasi-iovasi teknik, berpilin-pilin dalam kegelisahan dan kekosongan jiwa perseorangan yang terisolasi dari persoalan masyarakatnya atau merosot dalam kesenangan murahan yang bernama pop.