Teka-teki Revisi Angka Target Wisatawan, Bagaimana Nasib Promosi Pariwisata Kita?

By Bayu Dwi Mardana Kusuma, Jumat, 16 Agustus 2019 | 08:06 WIB
Lanskap pantai pink di Jerowaru, Lombok Timur, NTB, Sabtu (3/8/2019). Pantai Pink Lombok merupakan salah satu destinasi wisata di Lombok Timur yang makin populer karena memiliki keindahan alam dan keunikan pasirnya yang berwarna merah muda. (KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO)

Pada April-Juni 2019, sebanyak 3,128 juta wisman yang datang ke Tanah Air membelanjakan 3,024 miliar dollar AS. Jika dirata-rata, setiap turis membelanjakan 966,75 dollar AS per kunjungan. Adapun pada Januari-Maret 2019, sebesar 3,399 miliar dollar AS dibelanjakan 2,969 juta wisman yang melancong ke Indonesia. Artinya, setiap turis asing itu membelanjakan 1.144,83 dollar AS.

Penurunan nilai belanja itu patut dicatat. Sebab, sektor pariwisata digadang-gadang menjadi sektor yang memberikan devisa bagi negara. Dengan demikian, turis tidak hanya datang, tetapi juga diharapkan berbelanja di Indonesia sehingga memberikan tambahan devisa dan dampak berganda secara ekonomi.

Baca Juga: Pesta Kesenian Bali, Budaya Mengikat Perbedaan dan Memikat Wisatawan

Obyek wisata Pura Ulun Danu, Danau Beratan, Bedugul, Kabupaten Tabanan, Bali, masih menjadi salah satu favorit kunjungan wisatawan domestik dan asing (KOMPAS/AYU SULISTYOWATI)

Dampak berganda bisa dialami, antara lain, pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah yang menyediakan cinderamata, penyedia penginapan, serta makanan dan minuman.

Padahal, nilai terbaik Indonesia pada indeks daya saing pariwisata menurut Forum Ekonomi Dunia adalah harga yang terjangkau. Mestinya, harga yang terjangkau bisa membuat turis lebih banyak dan sering datang serta berbelanja. (Dewi Indriastuti/Kompas.id)