Kabut Asap Makin Parah Kepung Riau, Warga yang Makin Khawatir Hingga Aktivis Ingatkan Jokowi untuk Turun Lapangan

By Bayu Dwi Mardana Kusuma, Sabtu, 14 September 2019 | 15:36 WIB
Kabut asap karhutla sangat pekat di jalan lintas Riau-Sumatera Barat di perbatasan Pekanbaru dengan Kabupaten Kampar, Riau, Kamis (12/9/2019). (KOMPAS.COM/IDON TANJUNG)

Walhi Ingatkan Keberhasilan Sungai Tohor

Direktur Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Riau, Riko Kurniawan meminta Presiden Jokowi memberikan perhatian yang sama dengan bencana asap pada awal dia menjabat. Ketika itu, Presiden turun langsung ke daerah-daerah yang terbakar. Di Sungai Tohor, Meranti, -presiden kemudian memulai proyek restorasi lahan gambut. Dia melepas izin pengelolaan lahan, memberikannya kepada rakyat untuk dikelola sebagai kebun sagu.

Baca Juga: Hutan Amazon Terbakar, Asap Hitam Terlihat dari Luar Angkasa

“Oleh masyarakat dikelola gambutnya itu, beradaptasi dengan lahan basah, tanaman sagu. Sampai saat ini desanya aman dari api, padahal Riau kering terus. Air juga banyak tersedia. Jikapun restorasi itu bisa dilakukan dalam satu tahun, minimal ketika kebakaran terjadi, ada air untuk petugas di lapangan. Kalau sekarang, kan tidak ada air,” kata Riko.

Kabut Asap di Pekanbaru, Riau (dok. Kompas.com/Rony Muharrman)

Riko menyayangkan, upaya presiden itu tidak berlanjut dan dipraktikkan di kawasan lain. Keberhasilan Sungai Tohor juga tidak menarik minat pemerintah daerah. Karena itulah, Riko mendesak Presiden Jokowi kembali turun tangan langsung mengatasi bencana ini, karena cakupan bencana yang sangat luas. Kepekatan asap di Riau misalnya, sebagian juga merupakan kiriman dari Jambi. Karena itu, upaya untuk mengatasinya harus dikoordinasikan oleh pemerintah pusat.