Pelan Tapi Pasti, Misteri dalam Kompleks Candi Tertua di Indonesia Makin Terkuak. Tinggalan Ini Juga Buktikan Teknologi Tinggi Leluhur Kita

By Bayu Dwi Mardana Kusuma, Rabu, 18 Desember 2019 | 06:52 WIB
Kompleks percandian Batujaya berjarak kurang dari 1 kilometer di sebelah timur aliran Sungai Citarum, yang meniupkan peradaban di wilayah Jawa Barat (Dok. Kemendikbud)

Nationalgeographic.co.id - Situs percandian Batujaya berjarak kurang dari 1 kilometer di sebelah timur aliran Sungai Citarum. Luas kompleksnya mencapai 5 kilometer persegi atau 500 hektar yang mencakup wilayah Desa Segaran Kecamatan Batujaya dan Desa Telagajaya Kecamatan Pakisjaya, sekitar 47 kilometer arah barat laut dari pusat kota Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

Kompleks Candi yang pertama kali diteliti tim jurusan Arkeologi Fakultas Sastra Universitas Indonesia tahun 1985 itu memiliki 30 situs candi dan tempat pemujaan.

Beberapa candi besar yang sudah diekskavasi adalah Candi Jiwa yang berbentuk bujur sangkar ukuran 19 meter x 19 meter serta Candi Blandongan yang berukuran 25,33 meter x 25,33 meter.

Inilah kompleks percandian Batujaya, kompleks candi tertua yang pernah ditemukan di Indonesia hingga saat ini. Melalui metode isotop Carbon-14, candi Buddha ini dibangun pertama kali antara abad ke-6 dan ke-7 dan dilanjutkan abad ke-9 dan ke-10.

Tidak hanya tertua, keberadaan candi di dekat Sungai Citarum ini seakan memberikan bukti Indonesia dilahirkan lewat rahim orang-orang berbekal teknologi tinggi. 

Baca Juga: Resmi Sandang Status Cagar Budaya Nasional, Situs Batujaya Jadi Bukti Keberlanjutan Pelestarian Masa Prasejarah Hingga Hindu-Buddha

Langkah peresmian status Cagar Budaya Nasional untuk Kompleks Percandian Batujaya dinilai sudah tepat, mengingat pentingnya kedudukan kawasan situs tersebut dalam sejarah kebudayaan Indonesia.

Pada 11 Maret 2019 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhajir Effendy menandatangani secara langsung pemeringkatan status cagar budaya itu.

Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman — Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akhirnya meresmikan status Kompleks Percandian Batujaya menjadi Cagar Budaya Nasional.

Walaupun disematkan label percandian, sebenarnya di kawasan situs percandian Buddha di Jawa Barat ini ditemukan juga jejak masa prasejarah seperti rangka manusia.

Para ahli memperkirakan rangka dengan bekal tersebut berasal dari abad ke-1 sampai ke-3. Bekal kuburnya berupa wadah tembikar, perhiasan, alat logam, alat tulang, dan kapak persegi.

Tinggalan ini kemudian disebut budaya Buni yang berasal dari awal Masehi hingga tahun 500.

Dalam rentang waktu tersebut masyarakatnya sudah melakukan kontak budaya dengan India, terbukti dengan ditemukannya gerabah dan manik-masik yang berasal dari Arikamedu, India Selatan.

Lingkungan sekitar kompleks percandian Batujaya di Kawarang, Jawa Barat, yang termasuk dalam daerah aliran Sungai Citarum. (Dok. Kemendikbud)