Kisah ini merupakan bagian dari majalah National Geographic Indonesia Januari 2020: Edisi Khusus Sehat Sentosa.
Nationalgeographic.co.id – Setelah melakukan yoga, apakah Anda merasa lebih rileks? Sebenarnya, ini berkaitan dengan apa yang terjadi di otak saat melakukan aktivitas tersebut.
“Banyak bukti yang menyatakan bahwa yoga baik untuk tubuh dan pikiran kita. Ia pun dipercaya sebagai salah satu cara menangani kecemasan, depresi, insomnia, gangguan makan, dan masalah kesehatan lainnya,” papar Jonathan Greenberg, peneliti dari departemen psikiatri Massachussets General Hospital dan Harvard Medical School.
Dengan banyaknya manfaat tersebut, mungkin Anda ingin mengetahui apa yang sebenarnya terjadi ketika kita melakukan gerakan-gerakan yoga. Meskipun penelitian masih terus dilakukan, tapi Greenberg menekankan satu alasan potensial mengapa yoga memiliki pengaruh besar dalam mengatasi stres.
“Kita tahu bahwa stres bisa menjadi penyebab penyakit fisik dan mental,” ujar Greenberg. Yoga, menurutnya, secara umum, dapat membantu meningkatkan suasana hati dan mengatur emosi—keduanya berkaitan dengan penguranan hormon stres kortisol.
Baca Juga: Manfaat Yoga Bagi Kesehatan Fisik dan Mental
Diketahui bahwa teknik pernapasan dalam dan meditasi memengaruhi HPA (sumbu hipotalamus-hipofisis-adrenal) yang mengatur sistem saraf simpatik dan parasimpatik yang akhirnya menurunkan denyut jantung dan tekanan darah. Otak kemudian mengambil isyarat dari tubuh. Jika tubuh tenang, maka otak akan akan mendapat pesan bahwa semuanya baik-baik saja.
Amy Wheeler, jajaran direksi International Association of Yoga Therapists sekaligus profesor di California State University, mengungkapkan bahwa perlu keseimbangan antara saraf simpatik dan parasimpatik.
“Yoga mengajarkan kita untuk menggunakan saraf simpatik ketika membutuhkannya agar lebih siaga dan fokus. Tujuan utama yoga adalah untuk menjadi lebih tenang dan waspada,” paparnya.
Selain menjaga tubuh Anda tetap ‘muda’, yoga juga mengembalikan usia otak. Dalam sebuah studi 2017 yang dipublikasikan pada jurnal International Pschogeriatrocs, orang dewasa di atas 55 tahun dengan gangguan kognitif, menghabiskan 12 minggu untuk berlatih yoga Kundalini.
Hasilnya penelitian menunjukkan, selain fungsi ingatan yang meningkat, ketahanan emosional mereka juga jadi lebih tinggi. Mungkin karena ‘puja-puji’ yang dilafalkan dalam yoga, menguatkan kemampuan verbal dan visual.
Greenberg mengatakan, studi terkait mindfulness dan meditasi (yang merupakan komponen besar dalam yoga), juga menjelaskan bagaimana aktivitas tersebut dapat memengaruhi struktur otak.