Mengapa Yoga Bisa Membantu Mengatasi Stres?

By Gita Laras Widyaningrum, Senin, 13 Januari 2020 | 11:19 WIB
Wayan, seorang yogi, sedang melakukan yoga di salah satu paviliun di Bali. (Asteria Iskandar/National Geographic Traveler)

Kisah ini merupakan bagian dari majalah National Geographic Indonesia Januari 2020: Edisi Khusus Sehat Sentosa. 

Nationalgeographic.co.id – Setelah melakukan yoga, apakah Anda merasa lebih rileks? Sebenarnya, ini berkaitan dengan apa yang terjadi di otak saat melakukan aktivitas tersebut.

“Banyak bukti yang menyatakan bahwa yoga baik untuk tubuh dan pikiran kita. Ia pun dipercaya sebagai salah satu cara menangani kecemasan, depresi, insomnia, gangguan makan, dan masalah kesehatan lainnya,” papar Jonathan Greenberg, peneliti dari departemen psikiatri Massachussets General Hospital dan Harvard Medical School.

Dengan banyaknya manfaat tersebut, mungkin Anda ingin mengetahui apa yang sebenarnya terjadi ketika kita melakukan gerakan-gerakan yoga. Meskipun penelitian masih terus dilakukan, tapi Greenberg menekankan satu alasan potensial mengapa yoga memiliki pengaruh besar dalam mengatasi stres.

“Kita tahu bahwa stres bisa menjadi penyebab penyakit fisik dan mental,” ujar Greenberg. Yoga, menurutnya, secara umum, dapat membantu meningkatkan suasana hati dan mengatur emosi—keduanya berkaitan dengan penguranan hormon stres kortisol.

Baca Juga: Manfaat Yoga Bagi Kesehatan Fisik dan Mental

Diketahui bahwa teknik pernapasan dalam dan meditasi memengaruhi HPA (sumbu hipotalamus-hipofisis-adrenal) yang mengatur sistem saraf simpatik dan parasimpatik yang akhirnya menurunkan denyut jantung dan tekanan darah. Otak kemudian mengambil isyarat dari tubuh. Jika tubuh tenang, maka otak akan akan mendapat pesan bahwa semuanya baik-baik saja.

Amy Wheeler, jajaran direksi International Association of Yoga Therapists sekaligus profesor di California State University, mengungkapkan bahwa perlu keseimbangan antara saraf simpatik dan parasimpatik.

“Yoga mengajarkan kita untuk menggunakan saraf simpatik ketika membutuhkannya agar lebih siaga dan fokus. Tujuan utama yoga adalah untuk menjadi lebih tenang dan waspada,” paparnya.

Selain menjaga tubuh Anda tetap ‘muda’, yoga juga mengembalikan usia otak. Dalam sebuah studi 2017 yang dipublikasikan pada jurnal International Pschogeriatrocs, orang dewasa di atas 55 tahun dengan gangguan kognitif, menghabiskan 12 minggu untuk berlatih yoga Kundalini.

Hasilnya penelitian menunjukkan, selain fungsi ingatan yang meningkat, ketahanan emosional mereka juga jadi lebih tinggi. Mungkin karena ‘puja-puji’ yang dilafalkan dalam yoga, menguatkan kemampuan verbal dan visual.

Yoga. (Thinkstock)

Greenberg mengatakan, studi terkait mindfulness dan meditasi (yang merupakan komponen besar dalam yoga), juga menjelaskan bagaimana aktivitas tersebut dapat memengaruhi struktur otak.

Penelitian yang dilakukan sebelum dan sesudah meditasi, menemukan fakta bahwa struktur otak yang terlibat dalam kesadaran, perhatian, dan pemikiran yang berkaitan dengan diri sendiri, mengalami perubahan struktur dan volume-nya meningkat.

“Setelah delapan kali latihan meditasi, para peneliti menemukan bahwa hipokampus, yang terlibat dalam proses pembelajaran dan memori, memiliki lebih banyak gray matter,” ungkapnya.

Greenberg menambahkan, mereka yang melakukan meditasi memiliki insula kanan yang lebih besar (bagian otak yang berkaitan dengan kesadaran tubuh) dan itu merupakan hal yang baik.

“Ini sangat penting ketika Anda menghadapi situasi yang penuh tekanan. Mengetahui reaksi terhadap stres dapat membantu Anda mengidentifikasi emosi, menanganinya lebih awal dan mencegahnya semakin meningkat,” jelas Greenberg.

Amigdala—bagian otak yang bereaksi terhadap rasa takut—juga dapat menurunkan reaktivitas dalam merespons stres setelah meditasi.

Baca Juga: Waspada, Tujuh Makanan dan Minuman Ini Dapat Sebabkan Kanker

Tidak ada kesepakatan di antara para peneliti tentang waktu ideal melakukan yoga. Namun, menurut studi Greenberg, sebaiknya Anda melakukan yoga selama 40 menit per hari untuk mengurangi stres secara signifikan.

Sementara itu, Wheeler merekomendasikan Anda melakukan yoga dua kali seminggu. “Saya telah mengajar yoga lebih dari 20 tahun, Hanya dalam sepuluh minggu, saya melihat ada penurunan nyata pada tingkat kecemasan dan stres,” kata Wheeler.

“Kita bisa berbicara tentang manfaat yoga yang membantu menurunkan tekanan darah, serta menangani kecemasan dan stres. Itu semua telah terbukti. Namun, yang paling penting adalah bagaimana yoga pada akhirnya memperbaiki kualitas hidup kita,” pungkasnya.

()

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang manfaat yoga dan bagaimana itu membantu orang-orang menemukan ketentraman, serta menjadi obat penawar bagi tekanan dunia modern, baca selengkapnya di majalah National Geographic Indonesia edisi Januari 2020.