Karantina Hingga Vaksin, Inilah Akhir dari 5 Wabah Terparah di Dunia

By Gita Laras Widyaningrum, Kamis, 2 April 2020 | 09:00 WIB
Miniatur Toggenburg Bible (Swiss) tahun 1411. Penyakit ini secara luas diyakini sebagai wabah, meskipun lokasi benjolan dan lepuh lebih konsisten dengan cacar. (via historytoday.com)

5. Wabah Kolera

John Snow menyelidiki penyebab wabah kolera di London. (via schoolhistory.co.uk)

Pada awal hingga pertengahan abad ke-19, kolera mengoyak Inggris dan membunuh puluhan ribu orang. Teori ilmiah yang berlaku saat itu mengatakan bahwa kolera disebarkan melalui udara busuk yang dikenal sebagai 'miasma'. 

Namun, seorang dokter Inggris bernama John Snow menduga bahwa penyakit misterius yang membunuh banyak warga ini berasal dari air minum London. 

Snow bertindak seperti detektif, menginvestigasi catatan rumah sakit dan kamar mayat untuk melacak lokasi tepat wabah. Dia membuat grafik geografis kematian akibat kolera selama sepuluh hari dan menemukan fakta bahwa 500 infeksi fatal terjadi di sekitar pompa air di Broad Street, kota yang terkenal akan sumur air minumnya. 

Baca Juga: Bulu Burung, Tren Mode yang Menggambarkan Kehebatan Pria Masa Lampau

Dengan usaha keras, Snow meyakinkan para pejabat setempat untuk menghentikan penggunaan pompa di Broad Street. Setelahnya, infeksi kolera pun berhenti.

Apa yang dilakukan Snow memang tidak langsung menyembuhkan kolera dalam semalam, tetapi setidaknya berpengaruh pada upaya global untuk meningkatkan sanitasi di wilayahnya dan menjaga air minum dari kontaminasi. 

Meski saat ini, kolera jarang ditemukan di negara-negara maju, tetapi ia masih menjadi pembunuh utama pada negara-negara dunia ketiga yang tidak memiliki akses ke air minum bersih dan pengolahan limbah yang memadai.