Geliat Juang Boyolali, Perbaiki Alam hingga Berdayakan Kaum Difabel

By Fathia Yasmine, Senin, 30 November 2020 | 14:16 WIB
Suasana Bukit Wonopotro (Dok. National Geographic Indonesia)

“Rusa di Wonopotro sering diburu. Jadi kami mulai memikirkan cara untuk juga melestarikan hewan-hewan di sini,” ujar Dibyanto penasehat IMTAG saat ditemui Tim Pertamina dan National Geographic Indonesia, Minggu (15/11/2020).

Kehadiran kandang rusa menjadi salah satu bentuk sarana edukasi konservasi bagi wisatawan. Sementara, hutan menjadi habitat bagi hewan lain seperti ular sanca, kera, dan burung perkutut.

Baca Juga: Bangun Kesadaran untuk Tangani Sampah Puntung Rokok, Dimulai Dari Mana?

Selanjutnya, melalui dana desa dan aksi tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR) Pertamina memberi sokongan tambahan.

Bantuan digunakan untuk membuat sarana dan prasarana pendukung seperti wahana permainan mandi bola, gedung serba guna, gardu pandang, perbaikan akses jalan, dan infrastruktur fisik lainnya guna mengembangkan Wonopotro sebagai kawasan wisata.

Sarana pembibitan beraneka tanaman obat juga tak luput menjadi bagian dukungan tersebut. Lahan kas desa seluas 1,6 hektare ini juga turut dikelola oleh warga setempat untuk memutar perekonomian lokal.

Meski begitu, melestarikan Wonopotro masih membutuhkan perjalanan panjang, terutama dalam hal peningkatan sumber daya manusia.

Baca Juga: Cerita Kobek Millenial Papua Sulap Tempurung Kelapa Jadi Benda Bernilai Tinggi

“Saat ini tenaga pengelolaan Wonopotro ada belasan orang. Kuantitas dan kualitas masih perlu ditingkatkan secara bersamaan. Percuma juga banyak tapi tidak mumpuni. Lebih baik sedikit tapi lebih terampil dan profesional”, ucap Dibyanto.

Difasilitasi oleh Pertamina, berbagai pelatihan digelar sepanjang 2019-2020. Mulai dari pelatihan manajemen pengelolaan kawasan wisata, pelatihan marketing media sosial, pelatihan pengelolaan flora dan fauna, pelatihan pembuatan silase, dan pelatihan trainer outbound.

Hasilnya, sepanjang tahun ini, tercatat tidak ada kasus perburuan liar yang terjadi. Selain itu, berbagai pelatihan yang diberikan telah membantu para warga untuk mendapat lapangan pekerjaan yang layak di daerah konservasi, hal ini turut didukung oleh banyaknya pengunjung yang datang ke dalam kawasan setiap tahunnya.

Tak hanya melestarikan alam