Geliat Juang Boyolali, Perbaiki Alam hingga Berdayakan Kaum Difabel

By Fathia Yasmine, Senin, 30 November 2020 | 14:16 WIB
Suasana Bukit Wonopotro (Dok. National Geographic Indonesia)

Nunung menyebut, keberadaan Kacer Patra sudah ada sejak tahun 2018. Namun, di masa pandemi saat ini membuat aktivitas Kacer Patra semakin giat digalakkan, mengingat masih banyak anak berkebutuhan khusus yang  terkendala pembelajaran online.

Pertamina saat ini juga menyediakan taman bacaan berisi buku untuk anak-anak usia sekolah. Sekaligus menyediakan sarana belajar untuk anak berkebutuhan khusus.

“Ada buku-buku, komputer, standar taman bacaan, semua lengkap. Semenjak pandemi, taman bacaan itu sekarang ramai, anak-anak juga suka belajar atau meminjam buku di sini,” ujar Nunung di hari yang sama.

Baca Juga: Perjalanan Tari Topeng Mimi Rasinah, Melintasi Zaman hingga Menghadapi Tantangan Pandemi

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pun diakui Nunung sudah mulai berjalan secara bergiliran. Anak usia sekolah bisa kembali mengakses buku maupun internet dengan tetap menaati protokol kesehatan.

Para siswa di Kacer Patra juga mendapatkan bantuan 38 paket perlengkapan dan peralatan belajar mengajar dari Pertamina. Saat ini, setidaknya 38 siswa-siswi SD dapat memperoleh bimbingan belajar intensif dari 7 mentor yang ada di Kacer Patra.

Suasana kelas membatik Srikandi Patra yang didominasi oleh teman-teman difabel (Dok. National Geographic Indonesia)

Berada di dekat ring I, Pertamina juga turut memberdayakan para penyandang disabilitas agar bisa berkarya dan mandiri. Salah satunya melalui Sanggar Inspirasi Karya Inovasi Difabel (Srikandi Patra) di Desa Tawangsari, Kecamatan Teras, Kab Boyolali, Jawa Tengah

Dibentuk pada tahun 2017, keberadaan Srikandi Patra menjadi pionir pemberdayaan para difabel. Sebelumnya, Desa Tawangsari merupakan salah satu desa dengan penyandang disabilitas yang cukup banyak.

Sayangnya, kondisi ini tidak didukung oleh kesadaran warga akan potensi yang dimiliki oleh para penyandangnya. Para orangtua juga masih kesulitan dalam memberikan terapi bagi para penyandang disabilitas.

Melalui Semarak Difablepreneur Pertamina, para penyandang disabilitas tak hanya dibekali dengan keterampilan umum, mereka juga diberikan fasilitas berupa workshop untuk membatik, membuat rajutan hingga keterampilan usaha lainnya. Berbagai manfaat pun telah dirasakan oleh para penerimanya.

Baca Juga: Bepergian Jauh Lebih Nyaman dengan Mobil Besar, Mitos atau Fakta?

Koordinator Srikandi Patra Siti Patimah, menjelaskan kehadiran Srikandi Patra mampu memicu para difabel untuk terus berjuang dan memaksimalkan potensi yang ada dalam dirinya.

“Kemarin saja saya belajar membatik pake canting, itu sebulan lebih. Mereka malah cuma 20 harian sudah selesai, makanya semangatnya itu lebih tinggi dari kita,” ujar Siti saat ditemui Tim National Geographic Senin(16/11/2020).

Saat ini, kegiatan Srikandi Patra mulai menunjukan geliatnya, Klinik Batik yang ada di Desa ini menjadi salah satu tempat rujukan pelatihan membatik di dinas UMKM Boyolali.

Community Development Officer PT Pertamina (Persero) Nur Azharul Fuad, berharap, melalui kegiatan CSR ini, berbagai keterampilan dapat dilahirkan sebagai ciri khas dari desa ini. Selain itu, pihak Pertamina juga masih terus memberikan pendampingan bagi para pesertanya untuk berjualan melalui media sosial.

Baca Juga: Peran Kita Mengatasi Permasalahan Sampah Puntung

“Saat ini, kami masih berusaha untuk membimbing temen-temen dengan berbagai keterampilan. Kami juga memanfaatkan internet sebagai sumber referensi  kegiatan. Harapannya ya semoga temen-temen memiliki keterampilan dan bisa menjual hasil karyanya,” kata Nur.