Sekerat Hikayat Menu Babi Nusantara sampai Resep Warisan Bung Karno

By Mahandis Yoanata Thamrin, Kamis, 13 Mei 2021 | 09:00 WIB
Babi perunggu, lambang kemakmuran, berasal dari zaman Majapahit. Saat ini menjadi koleksi Metropolitan Museum, Amerika Serikat. (Metropolitan Museum)

Maxime Aubert, peneliti dari Griffith Center for Social Science and Cultural Research, mengungkapkan bahwa babi merupakan satwa yang tersering muncul pada gambar cadas zaman es di Sulawesi. Kemungkinan satwa ini memiliki nilai penting baik sebagai makanan maupun sebagai ide kreatif dan ekspresi seni, demikian ungkapnya.Sejatinya tidak ada yang benar-benar baru dari sebuah peradaban, tak terkecuali soal santapan. Anthony Reid, Guru Besar Emiritus Bidang Sejarah di Australian National University, mengungkapkan bahwa babi telah ditemukan di hutan-hutan Asia Tenggara selama ribuan tahun silam. Dia menambahkan bahwa semenjak 3000 tahun silam babi telah diternakkan di kawasan ini.“Babi, pengalih yang paling efisien dari padi-padian ke daging,” ungkap Reid, “merupakan sumber utama daging di daerah-daerah di mana Islam belum masuk.” Dia mengungkapkan dalam bukunya yang bertajuk Asia Tenggara dalam Kurun Niaga 1450-1680, Jilid I: Tanah di Bawah Angin.

Baca Juga: Lukisan Cadas 45.500 Tahun Asal Sulawesi Jadi Temuan Tertua di Dunia

Foto figur Babi 1 dengan pertanggalan setidaknya 45.500 tahun yang lalu di Leang Tedongnge. (Maxime Aubert/Griffith Center for Social Science and Cultural Research )
Menurut himpunan penelitian sejarah Reid, orang-orang Eropa melihat babi di Asia Tenggara lebih sehat ketimbang babi Eropa. Berdasarkan pemaparan Ma Huan, seorang penerjemah dalam armada Cheng Ho pada 1433, Reid menemukan fakta bahwa “orang Islam yang mendorong peternakan kambing sebagai pengganti babi,” ungkapnya, “meskipun kambing sudah ada sebelum Islam hingga sejauh Sulawesi, tapi belum sampai Filipina.”Lien Dwiari Ratnawati, ahli arkeologi di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, meneliti menu bersantap pada zaman Majapahit, yang bertakhta di Jawa Timur sekitar abad ke-13 sampai abad ke-14.Pada 1365, Prapanca dalam kakawin Desawarnana atau yang telanjur sohor sebagai Nagarakertagama, mencatat sederet menu bersantap dari daging yang dihidangkan di istana Majapahit. Babi liar menjadi salah satu menunya, selain daging domba, kerbau, ayam, lebah, ikan, dan bebek.Sebagai seorang ahli arkeologi, Lien tidak berhenti pada naskah. Dia turun dalam penelitian lapangan untuk menyingkap menu bersantap zaman Majapahit. Dia mengumpulkan informasi yang dijumpainya dari sisa tulang, peralatan makan, relief candi, dan prasasti semasa soal peresmian daerah perdikan.

Baca Juga: Legenda Hercules Menangkap Babi Erymanthian yang Meyusahkan Warga

Patung perunggu 'Berburu Celeng' karya Djoko Pekik 1998. (MuatualArt)