Rusyad Adi Suriyanto, peneliti di Bioantropologi dan Paleoantropologi, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada, bercerita kepada tim National Geographic Indonesia. Sekitar 1980-an, Pusat Penelitian Arkeologi Nasional bersama dengan tim peneliti dari Australia melakukan ekskavasi di sekitar Ulu Leang atau gua Leang-leang di Maros, Sulawesi Selatan.
Pada penelitian itu, ujar Rusyad, tim peneliti menemukan sekitar 700-an gigi manusia dengan asosiasi umur sekitar 4.000 hingga 2.000 tahun lalu atau pada masa neolitik. Pada masa itulah gelombang kebudayaan Austronesia sedang memasuki Nusantara. Dari temuan geligi, lebih dari 200 gigi memiliki jejak berwarna cokelat kemerahan atau jejak bekas menyirih.
Rusyad dan Toetik Koesbardiati—peneliti di Laboratorium Antropologi Fisik, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga—memberikan bukti jejak pewarnaan gigi juga ditemukan di banyak daerah lain seperti di Sumatra, Nias, Kalimantan, Sulawesi, Jawa, Madura, Bali, Flores, Timor, Papua, dan daerah terpencil lainnya. Laporan keduanya terbit di Jurnal Kedokteran Gigi, Juni 2010.
Baca Juga: Mencari Kembali Peradaban laut dan Jalur Budaya Rempah Nusantara
Modifikasi pewarnaan ini menggunakan kapur dari kulit moluska atau kerang, pinang, gambir, dan sirih. Percampuran dari sirih pinang dengan air liur menghasilkan warna cokelat kemerahan pada gigi.
“Jadi bisa dibilang bahwa tradisi “nyirih” pada masa lampau sebagai tradisi modifikasi gigi yang terus berlangsung hingga saat ini,” ungkap Rusyad.
Pada 1412, pelaut Cina bernama Ma Huan dipercaya Kerajaan Ming untuk menemani Laksamana Cheng Ho berlayar. Dalam masa perjalanannya, Ma Huan banyak mencatat. Pada tahun 1416, catatan tersebut terbit berjudul “Ying-yai Sheng-lan”. Catatan ini menceritakan tentang apapun yang Ma Huan lihat di banyak lokasi persinggahan selama pelayaran.
Ma Huan memberikan deskripsi terperinci tentang laki-laki dan perempuan di Jawa yang tidak pernah lepas dari kegiatan mengunyah pinang dengan daun sirih yang ditambahkan sedikit limau.