Sedangkan pada 14 Februari, armadanya yang berhasil mengalahkan Inggris di Singapura, Jepang melanjutkannya pelayaran menuju Sumatra Selatan. Target operasi mereka adalah kilang minyak di Plaju dan Sungai Gerong, dan merebut kawasan Talang Betutu di dekat Palembang.
Pemerintah Hindia Belanda tidak diam, melainkan mengirim 2.000 tentara ke Palembang untuk mempertahankan. Mereka juga dibantu oleh pasukan Australia dan Inggris. KNIL yang dipimpin Letkol L.N.W Vogelgesang mempersiapkan untuk melakukan penghancuran kilang.
Barulah keesokan harinya, pemerintah di Batavia secara tiba-tiba menginstruksi untuk menghancurkan kilang.
Akibatnya, Vogelgesang bersama pasukannya terburu-buru meledakan, tetapi tangki besar bersama produk minyak tidak rusak sama sekali. Sedangkan kilangnya hanya mengalami sedikit kerusakan.
Baca Juga: Palembang Pernah Memiliki Dua Benteng Kembar. Di Manakah Itu?
Terburu-burunya serdadu kolonial Belanda membuat Plaju dan Sungai Gerong segera jatuh di tangan Jepang. Mereka dengan segera menyelamatkan kilang dan memadamkan api di ketel, hingga melucuti sebagian besar pembongkaran yang ditelantarkan Belanda.
"Kilang Sungai Gerong, sebaliknya, berhasil dipertahankan oleh pasuikan Belanda. Setelah perintah Vogelesang, unit militer dengan sengaja menghancurkan 80 persen kilang, termasuk tangki minyak, dan meliputi pembongkaran yang tertunda," terang de Vries.
"Meski demikian, kerusakan yang terjadi pada kilang dan bagian-bagian mesin dengan mudah diperbaiki sekelompok awak pengeboran, dan insinyur minyak Jepang, melanjutkan produksi setelah enam bulan tersendat."
Baca Juga: Berhasil Lepas dari Jugun Ianfu Karena Menyamar Sebagai Lelaki