Setelah mengukur tengkorak itu serta dua tengkorak lainnya, ia menyimpulkan bahwa satwa itu pasti merupakan simpanse jenis lain, hanya ada di sebelah selatan—tepi kiri—Sungai Kongo. Schwarz mengumumkan penemuannya dalam makalah yang berjudul “Le Chimpanzé de la Rive Gauche du Congo”—Simpanse Tepi Kiri Kongo.
Jadi, dari awal memang ada hubungan tersirat antara budaya la Rive Gauche (Tepi Kiri) di pusat dunia Frankofon—seniman, penulis, dan filsuf bohemian di selatan Sungai Seine di Paris—dengan kera aneh dari Kongo yang baru diidentifikasi ini. Tidak lama setelah itu, kera tepi kiri ini pun diakui sebagai spesies sendiri dan diberi nama ilmiah Pan paniscus.
Satwa ini juga disebut orang “simpanse kerdil”, meskipun faktanya kera ini hampir sama besar dengan simpanse biasa yang sudah dikenal luas, Pan troglodytes. Proporsi kepala terhadap tubuh bonobo memang lebih kecil dibanding simpanse, badannya lebih ramping, kakinya lebih panjang.!break!
Namun, secara keseluruhan, berat bonobo dewasa baik jantan maupun betina umumnya hampir sama dengan simpanse betina. Para ilmuwan saat ini cenderung menghindari istilah simpanse kerdil; nama “bonobo” lebih menunjukkan bahwa makhluk ini bukan versi miniatur makhluk lain.
Perbedaan utama antara bonobo dan simpanse terletak pada perilakunya, dan yang paling mencolok memang melibatkan seks. Baik di penangkaran maupun di alam liar, bonobo melakukan interaksi seksual yang sangat bervariasi.
Menurut de Waal: “Sementara simpanse menunjukkan sedikit variasi dalam kegiatan seksual, bonobo berperilaku seakan satwa ini baru membaca Kama Sutra, melakukan semua posisi dan variasi yang mungkin.” Misalnya, bonobo bersebadan sambil berbaring, hal yang hampir tidak pernah terlihat di kalangan simpanse. Namun, perilaku seks bonobo bukan hanya untuk pembuahan.
Kebanyakan variasi itu bersifat sosioseksual, artinya kopulasi belum tentu dilakukan antara jantan dewasa dan betina dewasa pada masa suburnya saja. Pasangan yang kawin bisa saja dua bonobo dewasa berjenis kelamin sama, bonobo dewasa dengan remaja dari jenis kelamin mana pun, atau dua-duanya masih remaja.
Kegiatannya antara lain ciuman mulut, seks oral, merangsang genital dengan tangan, adu penis antara dua jantan, seks anal antara dua jantan. Juga, gesekan genito-genital antara dua betina estrus, yang saling menggesekkan vulvanya yang bengkak dengan penuh semangat keakraban. Biasanya tidak sampai orgasme.
Tujuan kegiatan ini sepertinya untuk menyampaikan berbagai maksud: menunjukkan niat baik, menenangkan, menyapa, melepas ketegangan, mempererat ikatan, meminta makanan, dan berdamai. Selain tujuan di atas, kita juga bisa menambahkan untuk senang-senang dan (khusus remaja) sebagai pelajaran. Seks yang bervariasi, kerap, dan sering tanpa basa-basi merupakan bagian pranata sosial yang berlaku secara luas guna menjaga stabilitas politik bonobo.
Masih menurut De Waal: “Simpanse menyelesaikan masalah seksual dengan kekuatan; sedangkan bonobo menyelesaikan masalah kekuatan dengan seks.” Perilaku seks bukanlah satu-satunya perbedaan besar antara bonobo dan simpanse, meskipun mungkin terkait dengan perbedaan lainnya, baik sebagai sebab maupun akibat.!break!
Bonobo betinalah yang memegang kekuasaan sosial tertinggi, bukan jantan. Kekuasaan itu tampaknya diraihnya melalui kehangatan pergaulan (seperti gesekan genito-genital) alih-alih melalui persekutuan sementara dan pertarungan, seperti pada simpanse jantan.
Kawanan bonobo tidak menyerang kawanan bonobo lain yang tinggal berdekatan dengan wilayahnya. Bonobo mencari makan pada siang hari dalam kawanan yang lebih stabil dan biasanya lebih besar. Kadang-kadang, rombongan beranggotakan 15 atau 20 ekor bergerak bersama-sama dari satu tempat makan ke tempat lainnya.