Nationalgeographic.co.id—“Tertawa yang paling riang berasal dari tempat dimana ada makanannya,” demikian kata orang Irlandia.
Berkumpul bersama teman menjadi sebuah kegiatan yang paling disukai, dari mulai berbagi cerita hingga menyantap makanan lezat bersama. Makanan menjadi sumber kebahagiaan bagi setiap orang. Tetapi pernahkah terpikirkan, seperti apa makanan tertua yang ada? Dimana ditemukan makanan-makanan tertua tersebut? Uniknya pertanyaan-pertanyaan tersebut terjawab dibalik sebuah bencana yang mendatangkan hikmah.
Bencana yang mendatangkan hikmah tersebut mewakili penemuan makanan penutup berusia 10.000 tahun di provinsi Barat Laut Bursa, Turki. Negara yang mendapat julukan Negeri Seribu Masjid menyimpan sejarah yang sangat penting. Makanan penutup tertua tidak sengaja ditemukan oleh seorang gembala di sebuah gua setelah bencana tanah longsor.
Selain itu, berdasarkan laman hurriyetdailynews.com, ditemukan juga lukisan batu, bahan dapur, dan peralatan kuliner kuno di gua Bursa distrik Mustafakemalpaşa yang berjarak 85 kilometer dari pusat kota. Lagi-lagi penemuan tersebut membuat para arkeolog terpukau.
Para ahli mengatakan makanan penutup tersebut tetap utuh karena dilapisi resin dan kalsium karbonat. Makanan penutup tertua tersebut berada di sebelah tembikar yang diyakini berusia 10.000 tahun. Menurut pemeriksaan lebih lanjut, makanan tersebut menunjukkan kemiripan tinggi dengan makanan penutup tradisional Turki yang biasa disebut Mustafakemalpaşa Cheese Dessert. Penduduk sekitar merasakan kegembiraan yang tiada tara menyambut penemuan menghebohkan ini.
Makanan penutup yang berusia 10.000 tahun tersebut terbuat dari gandum liar, akar tanaman, dan cairan yang mirip dengan susu. Cairan yang mirip dengan susu berasal dari distrik Mustafakemalpaşa yang memiliki jumlah kerbau terbesar di wilayah tersebut. Makanan penutup tersebut diberi nama makanan penutup keju Mustafakemalpaşa karena dibuat dari keju yang dihasilkan dari kerbau-kerbau di daerah tersebut.
Baca Juga: Turunkan Risiko Penyakit Kardiovaskular dengan Makanan Kaya Vitamin K
Distrik Mustafakemalpaşa sebelumnya lebih dikenal dengan Apolyon terletak di tepi Danau Ulubat yang merupakan pusat dari pertanian dan peternakan paling produktif. Distrik Mustafakemalpaşa merupakan rumah bagi lebih dari seratus gua berukuran besar dan kecil.
Selain penemuan makanan penutup tertua, dilakukan pula pemeriksaan pada sebuah seni lukisan. Seni lukisan kuno yang ditemukan di gua menggambarkan binatang mirip dengan kerbau dan sapi. Lukisan kerbau dan sapi tersebut seperti sedang diburu dan coba dijinakkan.
Meskipun sudah berusia ribuan tahuan dan tidak mendapat sinar matahari, lukisan tersebut ternyata terpelihara dengan baik. Seperti sebuah puzzle yang terkumpul, terdapat pula beberapa peralatan dapur seperti mangkuk, panci, dan sendok pengaduk yang kemudian diperiksa karena kondisinya masih utuh serta terawetkan karena kalsim karbonat.
Baca Juga: Selidik Rijsttafel, Sajian Bersantap Kelas Atas di Hindia Belanda
Melihat penemuan yang begitu menakjubkan, Walikota Mustafakemalpaşa, Mehmet Kanar, dan pemerintah setempat mengatakan bahwa daerah tersebut dilindungi oleh Negara. Informasi lebih rinci akan dikumpulkan dan direlease kemudian hari oleh arkeolog. Bahkan, penelitian pertama saja sudah membuat mereka bersemangat.
Distrik Mustafakemalpaşa di Turki telah menuliskan wilayahnya di dunia arkeologi dengan adanya sejumlah artefak kuno dan situs penggalian. Selain itu, Penggalian Pasalar di distrik Mustafakemalpaşa berhasil menemukan fosil gajah terbesar di dunia yang berasal dari 15 juta tahun yang lalu. Fosil gajah terbesar itu kemudian disebut dengan Gajah Paşa (Gamphotherium Paşalarensis)
Baca Juga: Cikal Bakal Puding Yaitu Haggis yang Berasal dari Bagian Dalam Domba
Baca Juga: Acar, Makanan Pendamping Penuh Warna Sejak Peradaban Mesopotamia
Penggalian fosil gajah terbesar ini dipimpin oleh Profesor Berna Alpagut dari departemen paleoantropologi, Fakultas Bahasa Sejarah dan Geografi, Universitas Ankara. Penggalian ini telah dilakukan selama bertahun-tahun oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata yang bekerja sama dengan para ahli dan peneliti sejarah alam Inggris dan Finlandia dari berbagai universitas di Amerika Serikat.
Menurut pemaparan pada laman dailysabah.com, para ilmuwan mencatat bahwa deposit kalsium karbonat di lapisan marmer yang melimpah di wilayah tersebut ditambah dengan hutan lebat dalam hal resin, telah menjadi faktor penting dalam pengerasan fosil dan membuatnya tahan lama.