Membaca Pikiran Pasien dalam Keadaan Koma

By , Kamis, 14 Mei 2015 | 13:30 WIB

Para pasien ini mengalami nasib yang dianggap banyak orang lebih buruk dari kematian, yaitu secara fungsional mereka sudah tidak berotak tapi tidak mati. 

Dokter, dengan niat baik mereka menganggap sudah bisa diterima untuk mengakhiri hidup pasien yang vegetatif dengan membuat mereka lapar atau dibiarkan tanpa air. Inilah masa yang disebut Laureys sebagai "nihilisme terapeutik". 

Apa yang diusulkan Owen, Laureys dan Schiff adalah upaya untuk memikirkan kembali tentang pasien yang dianggap vegetatif. 

Sejumlah di antaranya bisa dikelaskan sebagai sadar penuh dan terkunci (locked in). Pemikiran yang sudah mapan dengan tabah mereka lawan. 

"Anda tak akan bisa membayangkan keadaan di penghujung tahun 1990-an," kata Schiff. "Permusuhan yang kami hadapi bukan sekadar skeptisisme saja." 

Sambil mengingat masa lalu, Laureys berhenti berkata dan tersenyum tipis, "Para dokter medis tidak senang kalau dikatakan bahwa mereka salah." 

Lalu datang tahun 2006. Owen dan Laureys sedang berusaha menemukan cara yang dapat diandalkan untuk berkomunikasi dengan pasien dalam keadaan vegetatif, termasuk Gillian (bukan nama sebenarnya). 

Pada bulan Juli tahun 2005, Gillian berusia 23 tahun ini sedang menyeberang jalan sambil mengobrol di teleponnya. Ia dtabrak dua mobil. 

Lima bulan kemudian, serangan stroke secara kebetulan malah membuka kotak yang mengurung Gillian. 

!break!

Temuan kunci yang muncul dari studi sistematik Owen dimulai dengan Laurey di tahun 2005. Mereka meminta para sukarelawan yang sehat untuk membayangkan melakukan hal berbeda-beda, mulai dari menyanyi sampai membayangkan wajah ibu mereka. 

Lalu Owen mendapat ide lain. "Saya minta orang yang sehat membayangkan main tenis, lalu membayangkan berjalan keliling ruang di rumahnya." 

Membayangkan bermain tenis menghidupakan bagian korteks, yang disebut daerah motorik tambahan, yang terlibat dalam simulasi mental atas gerakan.Namun membayangkan berjalan keliling rumah mengaktifkan parahippocampal gyrus di bagian inti otak, di parietal lobe bagian belakang dan lateral premotor cortex. 

Kedua pola aktivitas ini jelas perbedaannya seperti 'ya' dan 'tidak'. Jadi, jika orang-orang diminta main tenis itu artinya untuk menjawab "ya" dan keliling sekitar rumah untuk menjawab "tidak", dan mereka dapat menjawabnya melalui pemindaian FMRI. 

Sambil menatap otak Gillian yang vegetatif menggunakan pemindai otak, Owen memintanya melakukan membayangkan hal yang sama dan ia melihat pola aktif yang sama seperti pada para sukarelawan yang sehat. 

Itu merupakan momen luar biasa. Owen dapat membaca pikiran Gillian!Kasus Gillian ini diterbitkan dalam jurnal Science tahun 2006, dan menjadi berita utama di sleuruh dunia. 

Sejak itu studi yang dilakukan di Belgia, Inggris, Amerika Serikat dan Kanada menyatakan bahwa sejumlah besar pasien yang diklasifikasikan sebagai vegetatif dalam beberapa tahun ini telah mendapatkan diagnosis yang salah. 

Owen memperkirakan bahwa mungkin kesalahan diagnosis mencapai sampai 20%.Schiff, yang menilai kesalahan diagnosis dengan cara lain menyebutkan bahwa berdasarkan studi baru-baru ini, 40% pasien yang dianggap vegetatif ketika diperiksa lagi lebih dekat, ternyata sebagian sadar. 

!break!

Cahaya masuk di kegelapan 

Dewasa ini sudah biasa untuk memikirkan masa trasisi antara hidup dan mati sebagai masalah "otak", alih-alih masalah "jantung". 

Pasien yang berada dalam keadaan vegetatif terus menerus masih memiliki batang otak yang berfungsi dan dapat bernapas tanpa bantuan. 

Mereka juga mungkin memiliki beberapa tingkat kesadaran dan memiliki sedikit harapan untuk sembuh. 

Sebagai perbedaan, pemindaian PET terhadap seseorang yang otaknya sudah mati memperlihatkan kekosongan gelap dalam tengkorak kepala, sebuah landskap saraf yang gersang tanpa harapan untuk bangkit lagi; tubuh mereka pun tidak akan bisa bertahan tanpa bantuan artifisial. 

Schiff percaya bahwa kombinasi peralatan, obat-obatan dan terapi sel, menjadi dasar untuk diagnosis dan pengobatan generasi baru, yang akan memberikan secercah cahaya pada ketidakjelasan antara sadar dan tidak sadar. "Saat ini kita belum mencapai titik itu," katanya menekankan. 

Banyak dari pekerjaan dewasa ini mendemonstrasikan pentingnya pemindaian otak pada pasien, namun tentunya mereka akan memerlukan metode yang dapat diandalkan untuk semua pasien. 

Pada akhirnya, Schiff percaya akan ada "pergeseran budaya". 

Laureys berpikir mungkin kita harus mulai dengan bahasa yang kita pakai untuk menggambarkan para pasien ini. 

Ia ingin menggantikan istilah "vegetatif" yang memiliki banyak muatan makna dengan istilah yang lebih netral "keterjagaan yang tidak responsif".